TUBAN, BANGSAONLINE.com - Tingginya kebutuhan masker bagi masyarakat membuat Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) klaster jahit binaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) beralih memproduksi masker. Apalagi, menyusul imbauan pemerintah kepada seluruh masyarakat agar menggunakan masker saat keluar rumah guna mencegah penularan virus Corona atau Covid-19.
Setidaknya ada enam OMS klaster jahit yang saat ini membuat masker untuk memenuhi kebutuhan masker di tengah pandemi Corona. Yakni, OMS Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Jamaah Tahlil Nurul Huda Desa Tegalrejo, Juwiri Mandiri Desa Tuwiri Wetan, IPPNU Desa Margorejo, Bank Sampah Kencana Madya Desa Temandang, dan Cindrawasih Desa Kapu.
Baca Juga: Majukan UMKM Binaan, SIG Pabrik Tuban Ajak Kolaborasi Anak Usaha
"Kebutuhan alat pelindung diri masker meningkat karena efek Corona. Sehingga masker sangat sulit didapatkan. Untuk itu, OMS binaan Semen Indonesia klaster jahit kita sarankan untuk membuat masker," terang GM of Corporate Communication PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Fardhi Sjahrul Ade, Kamis (9/4).
Selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dengan membuat masker juga dapat meningkatkan pendapatan konveksi binaan perusahaan semen milik Negara tersebut.
Namun, Fardhi juga berpesan kepada para OMS pembuat masker untuk menjual produknya sesuai dengan standar yang ada. Sehingga, tidak memberatkan masyarakat yang membeli masker.
Baca Juga: Tujuh Rumah tak Layak Huni di Tuban Direnovasi UPZ SIG
"Pembuatan masker ini tidak hanya murni bisnis semata. Namun, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di tengah harga masker yang sangat mahal dan langka," ungkapnya.
Menurutnya, SIG juga telah memberikan bantuan berupa alat kesehatan dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19 di wilayah Gresik, Tuban, dan Rembang. Bantuan untuk tenaga medis senilai Rp 1,3 miliar tersebut diharapkan dapat menjamin keamanan tenaga medis dalam memberikan pelayanan optimal di tengah kelangkaan APD dan alat kesehatan lainnya.
Baca Juga: SIG Pamerkan Aplikasi Semen Hijau dan Solusi Beton Berkelanjutan di IKN
"Mari kita bersama-sama untuk menangani wabah Corona ini. Dan kita bersama-sama berdoa agar wabah ini segera dapat berakhir," tandasnya.
Sementara itu, Ketua OMS IPPNU Desa Margorejo, Deni M mengatakan, kelompoknya saat ini banyak mendapatkan pesanan masker. Pesanan tersebut datang dari berbagai kalangan mulai dari partai politik, pemerintah desa, organisasi masyarakat, dan dari berbagai intasi lainnya.
"Ini kita juga mendapatkan pesanan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban masker batik. Untuk pembuatan masker sendiri rata-rata per hari kita mampu membuat 600 pcs karena keterbatasan tenaga dan mesin," ujarnya.
Baca Juga: Baznas Tuban Terima Dana Zakat dari UPZ SIG Pabrik Tuban Rp2,2 Miliar
Hal senada juga diungkapkan Ketua OMS Karya Muda Taylor Desa Sugihan, Siti Mufadhilah. Jika sebelumnya banyak membuat seragam sekolah, TPQ, dan pakaian pesanan masyarakat sekitar, kini ia banyak mendapatkan pesanan masker. Tak hanya pesanan lokal, masker buatannya juga mendapat orderan dari luar kota.
"Kemarin kita kirim ke Lamongan sebayak 4.000 masker," tuturnya.
Menurutnya, harga masker buatannya relatif standar, mulai Rp 2.500 hingga Rp 5.000 per biji. Harga tersebut tergantung permintaan dari konsumen, mulai dari model dan jenis kainnya seperti apa.
Baca Juga: 16 ABK Korban Terbakarnya MV Noah Satu Mendapat Bantuan Tali Asih dari PT SIG Tuban
"Kendalanya saat ini pembelian bahannya, banyak toko kain yang tutup dan persediaan kain untuk masker juga banyak yang habis. Karet untuk tali masker kita harus online," pungkasnya. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News