SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Nahdlatul Ulama (NU) Malaysia, Abdullah Rois, mengungkapkan bahwa kondisi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malayisa kini benar-benar dalam kesulitan ekonomi akibat covid-19.
“Jangankan kirim uang ke Indonesia, buat makan sehari-hari saja sudah tak ada,” kata Abdullah Rois kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (11/4/2020).
Baca Juga: PIK 2 Dianggap Banyak Mudharat, MUI minta Pemerintah Cabut Status PSN
Karena itu, Abdullah Rois menghubungi BANGSAONLINE.com agar bisa memuat berita tentang kondisi PMI untuk mengetuk kepedulian para orang kaya, baik di Malaysia maupun di Indonesia.
“Saya mohon campaign berita di BANGSAONLINE.com untuk membantu mengetuk hati para donatur yang di Indonesia dan para datok-datok di Malaysia, untuk sudi memberi bantuan kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga NU yang ada di Malaysia,” kata Abdullah Rois yang yang kini kuliah S-2 di University of Malaya Malaysia.
Menurut dia, kondisi PMI sangat memprihatinkan. “Kondisi Pekerja Migran Indonesia di Malaysia sangat memprihatinkan sejak Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) diberlakukan, apalagi PKP diperpanjang hingga 29 April. Otomatis, mereka kehilangan total pendapatan,” kata Abdullah Rois yang asli Jember Jawa Timur, namun kini sudah nikah dengan wanita Malaysia.
Baca Juga: Destinasi Wisata Terpopuler di Jepang: Panduan Lengkap untuk Liburan Anda
Seperti diberitakan, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan perpanjangan masa Movement Order Control (Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) atau MOC.
"Berdasarkan nasihat daripada Kementerian Kesehatan Malaysia dan pakar-pakar kedokteran, pemerintah hari ini memutuskan melanjutkan pelaksanaan MOC untuk tempo dua minggu lagi, yaitu daripada 15 April sampai 28 April 2020," kata PM Yassin dalam sebuah siaran langsung, Jumat (10/4/2020).
Baca Juga: Perjanjian Internasional Akhiri Pencemaran Plastik Gagal, Negosiasi Akan Dilanjut Tahun Depan
Menurut Abdullah Rois, PKP atau MOC bukan lockdown seperti ditulis beberapa media di Indonesia. “Kalau lockdown isitilah di sini (Malaysia-red) PKPD (Perintah Kawalan Pergerakan Diperketat),” jelas Abdullah Rois yang alumnus Pesantren Tebuireng itu.
Menurut dia, PCI NU Malaysia dan banom-banomnya selama ini sudah bergerak. “Data sumbang untuk Buruh Migran Indonesia (BMI) kami sudah mengalokasikan 90 persen dari dana yang terkumpul di daerah Kuala Lumpur dan Selangor, dan kami masih banyak permintaan dari negeri-negeri, kabupaten lain seperti Perak, Johor, Penang, dan lainnya,” katanya.
Menurut dia, dana yang terkumpul benar-benar tak mencukupi. “Kami masih mencari lagi para donatur yang peduli terhadap BMI, PMI, dan TKI,” katanya sembari mengungkapkan bahwa pekerjaan mereka rata-rata buruh kasar, pekerja bangunan, cleaning service, pegawai kedai makanan, dan sebagainya. (MA)
Baca Juga: Dapat Kabar Anaknya yang Kerja di Malaysia Kritis, Ayah Warga Mojoagung Datangi Disnaker Jombang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News