KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Akibat wabah Covid-19, saat ini rata-rata hanya 50 penumpang/hari naik dan turun di stasiun Kediri. Padahal sebelum ada wabah Covid-19, rata-rata 3.000 penumpang/hari.
“Jumlah penumpang turun drastis. Penumpang hanya dari kota-kota di Jawa Timur, kalau dari luar Jawa Timur hanya dari Stasiun Kiara Condong (Bandung),” kata Efandi Setyo Budi, Kepala Stasiun Kediri, Senin (20/4).
Baca Juga: Dirut KAI Resmikan Monumen Loko Uap C1140 di Stasiun Kediri, Dalam Rangka HUT PT KAI ke-79
Menurut Efandi Setyo, biasanya Stasiun Kediri melayani kereta dari dan ke Jakarta, Bandung, selain kota-kota di Jawa Timur yaitu Surabaya, Malang, Blitar, dan Tulungagung. Kini, hanya KA Dhoho yang melayani tujuan kota-kota di Jawa Timur dan KA Kahuripan yang ke luar Jawa Timur yaitu Bandung.
"Aturan ketat diterapkan untuk penumpang yang turun. Petugas gabungan yang terdiri dari Dinkes, Kepolisian, dan Satpol PP akan mengecek satu per satu tujuan penumpang. Untuk penumpang yang akan melanjutkan perjalanan ke luar Kota Kediri, mereka hanya diminta mengenakan masker, cuci tangan, petugas mencatat data pasien, tes suhu dengan thermo gun, kemudian masuk ruang sterilisasi dan boleh melanjutkan perjalanan," terang Efandi Setyo.
"Kalau ada yang tidak mengenakan masker, maka perjalanan harus dibatalkan dan tiket akan dikembalikan 100 persen. Aturan ini diterapkan sejak 12 April 2020 dengan sosialisasi sebelumnya. Sejauh ini, penumpang di Stasiun Kediri menaati aturan pemakaian masker. Stasiun Kediri pun menerapkan aturan ketat agar penyebaran virus segera bisa dihentikan, sebab kerata api merupakan salah satu tempat yang rentan terhadap penyebaran," pungkas Efandi Setyo.
Baca Juga: Fasilitasi Mobilitas Masyarakat Sekitar Stasiun Kediri, KAI Buka Jalan Baru
Sedangkan penumpang yang bertujuan ke Kota Kediri, selain langkah di atas, juga akan dibawa menuju Ruang Observasi di Polinema Kediri dengan kendaraan Satpol PP. Di sana selama 1-14 hari tergantung dari hasil pemeriksaan.
“Kalau untuk penumpang kereta api relatif mudah terkontrol karena penurunan penumpang hanya satu jalur itu,” pungkas Efandi. (uji/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News