Wali Kota Risma Bahas Penanganan Covid-19 Hingga Ruang Isolasi Baru Bersama Forpimda

Wali Kota Risma Bahas Penanganan Covid-19 Hingga Ruang Isolasi Baru Bersama Forpimda Wali Kota Rismaharini menggelar rakor bersama Forpimda Kota Surabaya di Posko Dapur Umum Balai Kota Surabaya, Rabu (13/05). foto: ist.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya di Posko Dapur Umum Balai Kota Surabaya, Rabu (13/05). Rapat koordinasi ini membahas terkait penanganan Covid-19 hingga rencana penambahan ruang isolasi baru.

Pada kesempatan itu, Risma menyampaikan bahwa untuk memutus mata rantai pandemi Covid-19, pemkot terus bekerja keras dengan berbagai upaya. Salah satunya yakni menggelar rapid test massal di beberapa wilayah Kota Surabaya. Dari rapid test itu, bagi mereka yang hasilnya reaktif maka selanjutnya akan menjalani tes swab dan isolasi di hotel selama 14 hari.

Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024

"Karena saya ingin itu (Covid-19) segera terputus, maka kita taruh isolasi di hotel. Saat ini kurang lebih ada sekitar 135 yang ada di hotel dan kemudian kurang lebih ada 265 itu yang reaktif (rapid test)," kata dia.

Namun, ia menyatakan bahwa hasil reaktif dari rapid test itu belum tentu positif Covid-19. Karena itu, warga yang hasil rapid test-nya dinyatakan reaktif, maka selanjutnya akan menjalani pemeriksaan swab. Hal ini untuk memastikan apakah warga tersebut benar-benar confirm Covid-19.

"Selama menunggu pemeriksaan dan hasil swab itu, maka dia tetap harus menjalani karatina selama 14 hari. Meski hasil pemeriksaan swab-nya nanti negatif," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional

Di samping getol menggelar rapid test massal, pihaknya juga menjalin komunikasi dengan dua rumah sakit di Surabaya untuk rencana penambahan kapasitas bed di ruang isolasi. Dua rumah sakit itu, yakni RS Husada Utama berjumlah 240 bed dan RS Siloam 40 bed.

"Jadi kita juga minta bantuan untuk pihak rumah sakit agar bisa menambah bed untuk ruang isolasi," jelasnya.

Tak hanya itu, juga menggandeng Unit Pelayanan Teknis (UPT) Asrama Haji Sukolilo untuk rencana digunakan sebagai ruang isolasi pasien Covid-19. Setidaknya ada dua blok di Asrama Haji yang disiapkan sebagai alternatif ruang isolasi jika di rumah sakit sudah tidak mampu menampung.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis

"Jadi untuk Asrama Haji sudah siap, RS Husada Utama saat ini dalam perbaikan, dan untuk RS Siloam hari ini sudah bisa digunakan," pungkasnya. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Sambisari dan Manukan Kulon Menolak Sekolah Dijadikan Tempat Isolasi Pasien Corona':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO