Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
21. Unzhur kayfa fadhdhalnaa ba’dhahum ‘alaa ba’dhin walal-aakhiratu akbaru darajaatin wa-akbaru tafdhiilaan
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaan.
TAFSIR AKTUAL
Setelah identitas para pemuda goa terbongkar, lalu mereka meninggal, masyarakat menghormat dan memuliakan mereka. Raja yang waktu itu seiman dengan para pemuda goa sangat antusias dan bermaksud mengubur mereka dalam peti emas.
Belum sempat terlaksana, malam harinya sang raja bermimpi kedatangan laki-laki misterius yang datang melarang, "Jangan kau lakukan itu". Pagi hari, instruksi digagalkan dan menyuruh mengubur mereka biasa saja, langsung bersentuhan dengan tanah. "Kita berasal dari tanah, maka sewajarnya kembali ke tanah," ujar sang Raja.
Setelah ashab al-kahfi dikubur dan masyarakat menghormat sesuai tradisi, lalu dibangun masjid, "lanattakhidzann alaihim masjida". Disinyalir masjid itu dibangun di atas kuburan mereka dan itu biasa terjadi pada zaman dulu.
Maksud membangun masjid di atas kuburan agar orang yang beribadah di masjid tersebut lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, lebih ingat kematian, lebih meningkatkan ketaqwaan lewat orang-orang yang sudah mendahului dan kuburannya nyata ada di depan mata.