SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Jumani duduk di kursi kayu. Perempuan 64 tahun itu, menunggu giliran dipanggil petugas. Saat namanya disebut, dia beranjak maju. Pedagang Pasar Taman tersebut, kemudian menjalani rapid test.
Sesuai istilahnya, uji cepat itu berjalan singkat. Terhitung, hanya lima menit. Setelah petugas mengambil sampel darah, warga Kelurahan Kalijaten, Kecamatan Taman itu kembali ke lapaknya untuk berjualan. "Agak ndredek (takut). Soalnya belum pernah rapid test," cetusnya.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Berbeda dengan Fikri Ansari, pemuda 19 tahun itu tampak tenang. Setelah menjalani uji cepat, dia kembali berjualan. "Belum pernah rapid test, tapi tidak sakit," tutur warga Kelurahan Bebekan tersebut.
Namun, ada pemandangan yang unik. Petugas harus menjemput warga yang hendak ikut rapid test, lantaran enggan menjalani pemeriksaan itu, salah satunya Said.
Sampai di tempat uji cepat, Said tampak masih kesal. Saat ditanya petugas, dia menjawab sekenanya. "Rapid test gak oleh sangu ae (tidak dapat uang saku)," terangnya.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Sebanyak 140 warga Desa Wonocolo, Rabu (3/6/2020) siang tadi menjalani rapid test. Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan untuk melihat penyebaran Covid-19. Pasalnya, tingkat pertumbuhan Covid-19 di Desa Wonocolo terbilang tinggi. Hingga saat ini, sebanyak 23 orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Kapolresta Sidoarjo, Kombespol Sumardji menjelaskan, rapid test tersebut menyasar warga dan pedagang. Jumlah alat uji cepat yang disiapkan mencapai 300 alat. Namun yang terpakai, hanya 140 alat. "Banyak yang enggan menjalani rapid test," jelasnya.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Sejatinya, pukul 07.00 WIB petugas sudah menyampaikan pengumuman. Seluruh pedagang diminta mengikuti rapid test. Tujuannya, sebagai antisipasi penularan Covid-19.
Namun, imbauan itu ternyata menjadi alarm bagi pedagang. Satu per satu penjual memilih menutup kios, dan pulang ke rumah. Pasar yang semula ramai mendadak sepi.
Banyaknya warga yang tidak mengikuti rapid test, dinilai Sumardji hal yang wajar. Sebab, sebagian warga belum mendapatkan pemahaman. Ketika hasil rapid test reaktif, belum tentu positif Covid-19. Masih ada satu uji lagi, yakni swab test. "Warga membutuhkan edukasi," katanya.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Dari hasil rapid test 140 orang tersebut, ditemukan sebanyak 9 orang yang reaktif. Petugas tidak merinci data tersebut, selanjutnya warga yang reaktif diminta melakukan isolasi mandiri.
Menurut Sumardji, hasil rapid test itu menjadi acuan bahwa masih ada warga yang berpotensi tertular Covid-19. Nah, sebagai tindak lanjut, hari ini Polresta Sidoarjo mengerahkan mobil swab test (uji usap). "Kami gelar swab test di Wonocolo," ujarnya.
Selain itu, Polresta Sidoarjo juga mendapatkan bantuan kontainer uji swab, bantuan itu dari BNPB. Awalnya, truk tersebut hendak diletakkan di depan Pasar Taman. Namun, karena akses yang sempit, kendaraan tersebut diparkir di GOR Delta Sidoarjo.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
Sumardji menerangkan, kontainer itu mampu menggelar uji swab serempak. Kapasitasnya 500 hingga 1.000 orang. Truk itu dilengkapi dengan 12 tenaga ahli serta dua alat PCR. "Yang positif kami tempatkan di Mal Pelayanan Publik (MPP)," terang pria asal Nganjuk itu.
Usai menggelar rapid test, seluruh area di Pasar Taman disemprot disinfektan. Mulai dari kios, lapak, hingga jalan.
Baca Juga: Polisi Dalami Anak Bunuh Ibu di Sidoarjo
Sementara itu, Kabid Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo, Nawari mengatakan bahwa rapid test terus digelar di pasar. Tercatat, empat pasar yang sudah menggelar uji cepat, yakni Pasar Larangan, Porong, Krian, dan Taman.
"Kurang satu di Wadungasri. Kami masih merancang jadwalnya," pungkasnya. (cat/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News