SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemkot Surabaya terus melakukan penataan pasar-pasar di Kota Pahlawan di tengah pandemi Covid-19 ini. Sebab, ke depan pemkot berencana tidak akan melakukan penutupan pasar, tapi melakukan penataan di setiap pasar.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Bagian Perekonomian, PD Pasar, dan jajaran kecamatan untuk terus melakukan pengawasan dan penataan pasar se-Kota Surabaya. Sementara ini, pasar yang sudah ditata dan sudah melakukan physical distancing adalah Pasar Karang Menjangan, Pasar Pegirian, dan Pasar Tembok Dukuh.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Sedangkan yang sedang proses ditata atau akan menyusul ditata adalah Pasar Nyamplungan, Pasar Pakis, dan Pasar Pulo Wonokromo. Kami juga sudah melakukan pengawasan di 31 pasar yang ada di beberapa kecamatan,” kata Eddy, Kamis (4/6/2020).
Menurut Eddy, penataan yang dilakukan adalah mengedepankan physical distancing, sehingga Satpol PP dan jajaran lainnya menyiapkan lahan, sementara bagi pedagang agar berjualan di jalan. Sedangkan di jalan tersebut, telah ditandai dengan garis-garis sebagai petak atau stan untuk berjualan.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
"Jadi, para pedagang yang ada di dalam pasar, beberapa kami minta untuk berjualan di luar atau di jalan, karena di dalam sudah penuh kalau ditata," kata dia.
Adapun petak atau stan yang digaris-garis itu, berukuran sekitar 2x2 meter yang memiliki jarak antarpedagang, sehingga antara pedagang yang satu dengan yang lainnya ada jarak dan physical distancing bisa dilakukan. Hal itu sangat penting untuk tetap menerapkan protokol kesehatan di pasar-pasar.
Eddy juga memastikan bahwa terus melakukan sosialisasi kepada pasar dan pengunjungnya supaya pasar itu mandiri. Harapannya, ketika pasar itu mandiri, maka mereka akan bisa memanajemen dan mengawasi pasar yang ditempatinya masing-masing.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
“Jika mereka sudah sadar semuanya, maka akan sadar dan bersama-sama pula menjaga lingkungannya. Bahkan, mereka akan menegur para pedagang atau pengunjung yang tidak mengindahkan protokol kesehatan,” tegasnya.
Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah, Agus Hebi Djuniantoro memastikan, ke depannya pemkot tidak ingin menutup pasar. Sebab, apabila menutup pasar, para pedagang ini akan mencari tempat lain untuk bisa berjualan, sehingga hal itu akan menjadi masalah baru di tempat lain.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Ia memastikan bahwa yang ditata atau diatur adalah sebuah kebiasaan baru bagi pedagang dan pembeli, seperti harus menggunakan APD, membiasakan hidup bersih, dan selalu menjaga physical distancing.
“Kami juga mengatur pembatasan pengunjung pasar. Warga senior di atas 60 tahun, ibu hamil, balita, warga yang punya penyakit dalam, disarankan untuk tidak pergi ke pasar dahulu,” imbuhnya.
"Harapannya, ke depan protokol kesehatan di pasar terus dijalankan dan perekonomian warga tidak mandek. Inilah yang kami harapkan, dua-duanya bisa jalan,” pungkasnya. (ian/zar)
Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News