Tingkatkan Partisipasi Warga, Pemkot Surabaya Sebar Peta Pasien Covid-19

Tingkatkan Partisipasi Warga, Pemkot Surabaya Sebar Peta Pasien Covid-19 Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, M. Fikser. (foto: YUDI A/ BANGSAONLINE)

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Setelah membuat Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo di hampir seluruh RW di Kota , kini Pemkot mulai membuka data alamat pasien Covid-19 dalam bentuk peta. Tujuannya tentu untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memerangi pandemi ini.

Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota , M. Fikser memastikan bahwa pembuatan peta alamat pasien Covid-19 itu sudah mempertimbangkan psikologis warga. Kini, warga lebih tenang dan tidak gampang panik dengan kabar ada pasien positif di lingkungannya.

Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap

“Beda dengan dulu di awal-awal ada kasus. Kalau dulu kita buka petanya seperti ini, bisa panik semua warga dan tentu psikologisnya akan terganggu, sehingga bisa menurunkan imun juga,” kata Fikser di kantornya, Rabu (17/6/2020).

Menurut Fikser, data dalam peta itu hanya menunjukkan alamat jalan atau gang pasien positif Covid-19. Namun, untuk nama dan alamat detail rumah pasien itu tidak dijabarkan dalam peta tersebut.

“Data alamat detailnya itu kami sudah berikan kepada Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo, pihak kelurahan, dan pihak puskesmas. Tujuannya tentu untuk bersama-sama melindungi warga yang positif itu, bukan lagi mengucilkan mereka,” kata dia.

Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas

Peraih penghargaan Informan Ahli dari Dewan Pers ini juga memastikan bahwa dalam peta sebaran Covid-19 di Kota itu muncul empat kode warga. Warna merah menunjukkan ada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, warna hijau muda menunjukkan tidak ada pasien terkonfirmasi pasien positif Covid-19.

"Warna hijau tua menunjukkan bahwa pernah ada pasien konfirmasi Covid-19, namun sudah sembuh atau meninggal. Sedangkan warna biru menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sudah dilakukan rapid test dan swab test massal,” katanya.

Dengan adanya peta sebaran ini, maka diharapkan warga lebih meningkatkan partisipasinya dalam melindungi warga lainnya. Bahkan, diharapkan pula bisa lebih meningkatkan kehati-hatiannya dalam menjalankan aktivitasnya.

Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah

Sebab, Fikser sangat sadar bahwa persoalan pandemi Covid-19 ini bukan hanya persoalan pemerintah yang harus menyelesaikannya, tapi juga butuh partisipasi dan kerja sama yang baik dari warga Kota .

“Pemkot tidak bisa sendiri mengatasi ini, tapi kita harus bergandeng tangan memerangi pandemi ini,” tegasnya.

Kepala Diskominfo ini menjelaskan bahwa dengan dibukanya data sebaran pasien positif itu, maka para pelaku ojek online juga bisa meningkatkan kehati-hatiannya. Bahkan, ia mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak ojek online untuk ikut memperhatikan peta sebaran ini.

Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya

“Para driver ojek online ini bisa lebih hati-hati ketika harus mengantarkan orang atau barang ke gang-gang yang ada tanda merahnya itu,” jelas Fikser.

Mantan Kabag Humas Pemkot ini juga memastikan bahwa data yang terdapat di peta sebaran itu akan terus di-update secara berkala. Sebab, hingga saat ini terus dilakukan rapid test dan swab test massal dan banyak pula yang sudah sembuh.

“Jadi, pasti datanya terus update, apalagi tren kesembuhan terus meningkat setiap harinya,” ujarnya.

Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak

Sementara itu, Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota , Irvan Widyanto mengatakan, dengan dibukanya peta sebaran pasien Covid-19 ini, maka warga akan saling melindungi antara satu dengan yang lainnya. Tentunya, ini juga akan sangat mendukung kinerja satgas-satgas dari Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

“Ini juga sejalan dengan hakekat atau filosofi dari Perwali Nomor 28 Tahun 2020, di mana Ibu Wali Kota ingin memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk mendisiplinkan diri dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Irvan.

Makanya, dalam situasi yang sangat sulit ini, lanjut Irvan, Wali Kota Risma tidak ingin membebani warganya dengan pengenaan denda-denda. Sebab, sesuatu yang dibutuhkan saat ini adalah kesadaran masyarakat, dan masyarakat perlu dirangkul untuk menertibkan masyarakat yang lain. (ian/zar)

Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO