BONDOWOSO (BangsaOnline) - Alat deteksi longsor yang dipasang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso tidak berfungsi dengan maksimal.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Hendrik Widotono mengatakan, alat deteksi longsor yang dipasang di tiga titik hanya mampu membaca pergeseran tanah sejauh 100 meter.
Baca Juga: BPBD Bondowoso Tetapkan Darurat Kekeringan Sampai 30 Oktober
Berdasarkan pengamatan di lapangan, hal tersebut tidak efektif untuk memberikan peringatan dini terhadap bencana kepada masyarakat disaat longsor terjadi.
“Fokus untuk longsor kita amati daerah yang topografinya sangat curam yang ada penduduknya. Sudah ada alat deteksi longsor yang kita pasang, hanya saja radius jangkauan 100 meter, diluar itu tidak terjangkau,” ujar Hendrik Widotono saat ditemui diruang kerjanya, Rabu 14/1.
Menurut, untuk memaksimalkan fungsi alat tersebut, pihaknya terus melakukan pemantauan dengan menerjunkan tim ke lapangan untuk memastikan alat tersebut masih bekerja dengan baik.
Baca Juga: BPBD Bondowoso Juga Antisipasi Kekeringan Jelang Musim Kemarau, Siapkan Perpipaan untuk Tiga Desa
Selain itu, pihaknya juga bekerja sama dengan Camat dan Kepala Desa di daerah rawan untuk terus melaporkan ketika ada indikasi bencana longsor.
Sementara itu, saat ini Pemkab Bondowoso juga telah menerapkan status siaga banjir, longsor, dan puting beliung hingga akhir Januari 2015.
"Berdasarkan pemetaan yang dilakukan BPBD, terdapat 14 kecamatan di Bondowoso yang masuk dalam katagori rawan longsor di antaranya, Kecamatan Sempol, Wringin, Pakem, Grujukan, Sumber Wringin, Curahdami dan Botolinggo," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News