SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Petani tembakau di Desa Gunung Maddah Kecamatan Sampang, awal bulan Juli ini sudah mulai menanam bibit tembakau. Langkah petani tetap menanam tembakau di tengah pandemi Covid-19 ini terbilang nekat.
Seperti disampaikan Busar, petani tembakau asal Dusun Gelisgis Desa Gunung Maddah, Kecamatan Sampang. Menurutnya, menanam tembakau di tengah pandemik Covid-19 bisa disebut spekulasi. Sebab, hasil panen tembakau petani terancam tak laku apabila pihak gudang masih tutup.
Baca Juga: Pemkab Sumenep Teken Kerja Sama Proyek APHT dengan PD Sumekar, Siap Operasikan Pabrik Rokok Terpadu
"Yang kami khwatirkan bukan soal virus Corona. Tapi, apakah pihak gudang nanti masih buka atau tidak. Itu saja yang mengganjal, kami takut tembakau kami setelah panen malah tidak ada yang beli," ucapnya.
Hal yang sama dialami petani di Kecamatan Robatal. Sebagian dari mereka masih ragu untuk menanam tembakau. Namun, sebagian petani lainnya memilih berspekulasi dengan tetap menanam tembakau.
Petani yakin, meski di tengah pandemik Covid-19, hasil panen tembakau tahun ini bakal melimpah. "Mayoritas petani di sini sudah mulai tanam tembakau. Tidak ada petani tembakau yang beralih ke tanaman yang lainnya saat memasuki musim tanam tembakau," ujar Busar.
Baca Juga: Luncurkan Program GEMA, Pj Gubernur Jatim Dorong Inovasi Pengembangan Tembakau, Kopi, dan Kakao
Memang diakuinya, di tengah pandemi Covid-19 ini seluruh sektor perekonomian lesu. Termasuk harga jual produksi dari petani turun drastis. "Apa sebabnya saya juga tidak paham, saat ini harga jual cabai saja turun drastis," keluhnya.
Kondisi inilah yang membuat petani berspekulasi menanam tembakau. Sebab tembakau menjadi salah satu tanaman andalan bagi petani.
"Kami tetap ke ladang mengurus tanaman, tidak terpengaruh dengan adanya virus corona. Jadi tanam tembakau pasti akan tepat waktu, sesuai musimnya," ujarnya.
Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen
Menurutnya, yang dikhawatirkan petani tembakau saat ini jika pabrik rokok tidak bersedia menyerap hasil panen petani. Atau kalaupun melakukan pembelian namun dengan harga murah, karena terdampak kenaikan cukai rokok beberapa waktu lalu. Ia berharap persoalan ini bisa teratasi saat menjelang panen. (hri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News