GRESIK, BANGSAONLINE.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Gresik Nusantara (MGN) menyelenggarakan kegiatan ngobrol santai dengan tema "Mengenal Lebih Dekat Potensi Legen Khas Shoberoh (Panceng)", Minggu (12/7). Kegiatan ini berkolaborasi dengan @forma_panceng @forumosis, serta tuan rumah @kartartunaspertiwi.
Diskusi di Warung Kopi Kartar Shoberoh ini berlangsung seru. Apalagi didukung suasana alami yang sejuk, dengan hidangan seseduh legen asli khas kampung Shoberoh.
BACA JUGA:
- Apresiasi Kepemimpinan Jokowi, 330 Kades di Gresik Deklarasi Gabung Relawan Jawi Wetan
- BHP Termin 2, 3, dan 4 Tahun 2023 Belum Cair, Pembangunan di Desa Kembangan Tersendat
- BK DPRD dan BHP Tahap 2 Belum Cair, Kades di Gresik Kelimpungan, ini yang Dikhawatirkan
- Desa Padeg Gresik Gelar Haul Dua Sesepuh Desa dan Perayaan Tahun Baru Islam
Ada beberapa narasumber dalam diskusi, yakni Habibul dari Kartar Tunas Pertiwi, Syaiful Rohman dari Paguyuban Petani Legen, Faiz dari Pemuda Pelopor 2019, serta Dhawam dari Ketua Pengelola Wisata Gosar, dengan dipandu oleh Dimas Wasekjend MGN.
Menurut Syaiful Rohman, bahwa legen asli Kampung Shoberoh Panceng ini sudah banyak dijual di mana-mana. "Mungkin banyak masyarakat belum tahu. Kami yang memanjat pohon Siwalannya untuk ambil Siwalan sebagai bahan legen," katanya kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (14/7).
Dijelaskan dia, ada 2 jenis pohon Siwalan, yaitu laki-laki dan betina. Siwalan kaki-laki yang menghasilkan air legen, sementara betina yang menghasilkan buah ental. Butuh 30 tahun menanam pohon legen (Siwalan), hingga berbuah.
"Pohon Siwalan sudah diwarisi nenek moyang, sehingga sampai sekarang terdapat hingga ratusan pohon. Kami pernah merencanakan Festival Legen di Shoberoh agar masyarakat tahu, bahwa legen asli Panceng berasal dari sini. Namun terurungkan karena pandemik Covid-19 yang tidak diduga," paparnya.
Menurut dia, legen tidak bisa awet karena tumbuh dengan alami. "Tiga hari rasanya sudah asam. Kalau di luar sana jika ada legen awet hingga lebih tiga hari, kami selaku pelaku legen tolong diberi tahu caranya mengawetkan. Mungkin beda pohon, beda rasa juga," pungkasnya.
Sementara Ketua Kartar Shoberoh, Habibul, mengatakan bahwa legen banyak khasiatnya. Selain mengandung sejumlah vitamin, juga penambah energi. "Salah satunya juga, pernah menjadi obat diabetes warga luar desa, dan terbukti manjur," ungkapnya.
Ia berharap agar legen khas Shoberoh Kecamatan Panceng bisa dilestarikan oleh anak cucu. "Karena itu, kami butuh campur tangan pemerintah untuk melestarikan legen khas Gresik ini agar tak punah," harapnya.