GRESIK, BANGSAONLINE.com - Banyaknya keluhan orang tua siswa soal sistem belajar dengan model dalam jaringan (daring) atau online di masa pandemik Covid-19, direspons oleh Ketua DPD Golkar Kabupaten Gresik, Ahmad Nurhamim.
Menurut Nurhamim, banyak orang tua siswa yang mengeluhkan model belajar tersebut, karena minimnya infrastruktur penunjang yang disiapkan oleh pemerintah. Misalnya, sarana jejaring seperti akses internet gratis.
Baca Juga: Musda Golkar Gresik, Sarmuji: Tunggu Juklak dari DPP
"Dampaknya apa? Masyarakat yang sudah susah di saat pandemik Covid-19, mereka ketambah dibebani biaya untuk beli paketan internet anaknya untuk belajar daring," ungkap Wakil Ketua DPRD Gresik ini.
Bahkan, kata Nurhamim, tak jarang orang tua terpaksa harus membelikan handphone anaknya untuk kebutuhan belajar daring di rumah. "Fakta ini membuat orang tua makin terbebani. Terlebih, mereka dari kalangan keluarga tak mampu," ujarnya.
Karena itu, Nurhamim meminta pemerintah menyiapkan infrastruktur terlebih dahulu sebelum membuat kebijakan model daring. "Pemerintah harus menyiapkan sarana infrastruktur internet gratis di semua desa atau kampung," ujar politikus yang karib disapa Anha ini.
Baca Juga: Kunjungi Pasangan Yani-Alif, Sekjen DPP Golkar Optimis Menang 95 Persen
Anha menyarankan pemerintah membuat kampung IT (informasi dan teknologi) supaya masyarakat pelajar bisa menikmati internet di rumah masing-masing, khususnya untuk keperluan pendidikan.
"Untuk dananya, pemerintah bisa membuat kebijakan seperti realokasi belanja. Sebagai contoh belanja bantuan operasional sekolah (BOS) atau belanja bantuan pendidikan lain," katanya.
Anha mengatakan, Golkar mendukung kebijakan pemerintah dalam menerapkan peralihan model belajar dari model tatap muka ke daring di saat pandemik Covid-19. Sebab, kebijakan ini salah satunya bertujuan untuk mencegah sebaran Covid-19.
Baca Juga: HUT ke-60, Ribuan Massa Golkar Gresik Ikuti Senam Massal Nasional Pecahkan Rekor Muri
"Namun, pencegahan juga harus juga diimbangi dengan kebutuhan masyarakat pelajar, utamanya terkait layanan kebutuhan sarana pendidikan di masa pandemik Covid-19 seperti akses internet dan sarana penunjang lain secara gratis, sehingga tak kian membebani masyarakat," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News