KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Bupati Kediri dr Hj Haryanti Sutrisno meninjau progres pembangunan Gedung Laboratorium mesin PCR (polymerase chain reaction), mesin untuk mendeteksi ada/tidaknya infeksi virus Corona baru atau SARS-CoV-2 pada pasien atau penderita yang menjadi obyek pemeriksaan, di RSUD Kabupaten Kediri, Senin (27/7).
Peninjauan itu merupakan upaya untuk memastikan kesiapan laboratorium agar segera melayani masyarakat, sehingga proses penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Kediri bisa lebih cepat.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Pemkab Kediri sekitar satu bulan yang lalu telah mendapatkan bantuan mesin PCR dari Gugus Tugas Pusat dan diterima langsung oleh Direktur RSKK Dr. dr. Ibnu Gunawan, M.M. Keberadaan mesin ini diharapkan dapat mempercepat penanganan Covid-19 dan tidak ada lagi pasien yang harus dirawat lama di rumah sakit karena menunggu hasil swab yang lama.
Dokter Ibnu Gunawan mengatakan bahwa kunjungan Bupati Kediri bukan dalam rangka peresmian, tetapi kunjungan kerja untuk mengetahui progres pembangunan. Pihaknya akan berhati-hati karena masih di masa pandemi, belajar dari transmisi di PDC Unair yang sempat berhenti operasional.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Ia mengatakan bahwa hal tersebut betul-betul dibangun dengan mengacu pada bio safety level 2, sehingga ruang ekstraksi berbahaya dan lain-lain itu sudah sesuai standar.
“Alhamdulillah, hari Senin-Selasa setting alat dan Rabu sudah mulai jalan. Kapasitas 35 sekali running, tetapi yang kita pakai 22 saja dulu, untuk pembelajaran. Bila yakin sudah safety betul bisa sampai 100,” kata Ibnu Gunawan usai mendampingi Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno.
Lebih lanjut dr Ibnu berhatap agar masyarakat nantinya betul-betul tertangani dengan cepat. Tidak terlalu lama seperti yang selama ini terjadi.
Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton
"Kami juga mengembangkan ruangan dari 23 ruang isolasi menjadi 40 ruang isolasi untuk prepare saja. Protokol kesehatan harus dijalankan seperti wajib cuci tangan dan lain-lain sesuai anjuran Pemerintah itu tetap harus dilaksanakan. Tidak ada tawar-menawar bila mau mencapai posisi angka yang cepat turun,” pungkasnya. (adv/kominfo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News