SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemuda Pancasila bersama ratusan pekerja seni dan pekerja hiburan malam menggelar aksi damai di Balai Kota di Jalan Sedap malam, Senin (3/8/2020).
Dari pantauan di lokasi, massa yang kebanyakan wanita ini membawa poster dan spanduk berisi beragam tuntutan. Salah satunya poster bertuliskan "Gak Murel Gak Mbadok" (tidak jadi pendamping lagu, tidak makan).
BACA JUGA:
- Jelang Hari Otoda XXVIII, Satpol PP Surabaya Perketat Keamanan dengan Terjunkan 3 Tim
- Minta Jaminan Kepastian Usaha, Pengusaha Tempat Hiburan di Pasuruan Audiensi dengan Dewan
- Lantik 2.086 PPPK, Wali Kota Surabaya Imbau Maksimalkan Tugas Kepada Masyarakat
- Antisipasi Lonjakan Pendatang Baru, Pemkot Surabaya Lakukan Pendataan
Mereka menuntut agar Wali Kota Surabaya mencabut Perwali Nomor 33 tahun 2020, yang dirasa sangat merugikan bagi pengusaha, karyawan, dan pekerja di tempat hiburan malam.
"Cabut, cabut, cabut, kos-kosan, susu, dan beras bukan pemerintah yang bayar," teriak salah satu pendemo.
Bunga (nama samaran), salah satu LC di rumah karaoke mengatakan, Perwali Nomor 33 tahun 2020 itu sangat merugikan pekerja malam. "Ya intinya, kami menuntut agar perwali dicabut, biar kami bisa kerja," pungkasnya kepada bangsaonline.com sambil tersenyum.
Sekadar diketahui, Perwali Nomor 33 Tahun 2020 ini tentang Perubahan Atas Peraturan Wali Kota Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Kota Surabaya. (nf/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News