SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Pemkab Sidoarjo menerima sejumlah saran dan rekomendasi dari tim epidemiologi FKM Universitas Airlangga (Unair) terkait pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak 20 September 2020. Rekomendasi itu mengantisipasi hajatan pilkades agar tidak menjadi sumber penularan baru Covid-19.
Salah satunya, tim Unair meminta pilkades digelar di tempat terbuka, semisal lapangan atau halaman sekolah yang luas. "Ini untuk menghindari penularan Covid-19," cetus dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, dr Windhu Purnomo saat pertemuan dengan Pemkab Sidoarjo membahas Pilkades Serentak, di Pendapa Delta Wibawa, Kamis (6/8).
Baca Juga: Rakor Bersama DPRD, Pjs Bupati: Perkuat Sinergi Turunkan Angka Korupsi di Sidoarjo
Diketahui, Tim Unair sengaja diundang Pemkab Sidoarjo untuk memberikan analisa dan rekomendasi terkait digelarnya pilkades serentak di tengah pandemi Covid-19. Dalam pertemuan ini hadir Wabup Nur Ahmad Syaifuddin, Kapolresta Kombes Pol Sumardji, Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo Subandi, Sekda Achmad Zaini, Kadinkes, Direktur RSUD Sidoarjo, dan OPD terkait.
Dalam pertemuan itu, dr Windhu menyatakan pilkades serentak sangat riskan dilaksanakan apabila suatu daerah masih zona oranye. Minimal harus zona kuning. Dan saat ini Sidoarjo masih zona oranye. Namun jika harus digelar, penyelenggaraannya harus aman. Protokol kesehatan harus dijalankan dengan benar.
Dia juga meminta ada prosedur khusus bagi desa dengan jumlah pemilih yang banyak. Desa dengan pemilih 5.000 lebih, harus lebih diwaspadai. Sehingga prosedur pelaksanaan pilkades harus dibedakan, antara desa pemilih 3.000 orang dengan desa pemilih 5.000 orang.
Baca Juga: Sidang Lanjutan Dugaan Korupsi Insentif BPPD Sidoarjo: 4 Saksi Bantah Terima Uang
Dokter Windhu juga menyarankan agar panitia pilkades mendatangi rumah pemilih positif Covid-19. Sehingga warga tersebut tetap bisa menggunakan hak pilihnya. Dia juga menyarankan ada bilik khusus bagi pemilih dengan suhu badan di atas 37 derajat. "Yang terbaik didatangi oleh petugas pakai APD, hazmat, ndak banyak kok (pemilih positif covid-19),” tegasnya.
Dalam pertemuan itu, tim Pemkab Sidoarjo juga memaparkan mekanisme pelaksanaan pilkades serentak memakai protokol kesehatan. Yakni, menerapkan tiga ring area di lokasi tempat pemungutan suara (TPS). Ring pertama area pemungutan, ring kedua area tunggu sebelum masuk TPS, dan ring ketiga area bebas pedagang atau kegiatan di luar pemungutan suara.
Pemkab juga mengambil langkah pencegahan Covid-19 sebelum hari pemungutan suara. Di antaranya melakukan rapid test kepada panitia pilkades dan calon kepala desa (cakades). Selain itu melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi TPS pada H-1 pelaksanaan pilkades.
Baca Juga: Pastikan Layanan Kesehatan Optimal, Pjs Bupati Sidoarjo Sidak RSUD Notopuro
Wabup Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, pemkab bakal menjalankan saran dan rekomendasi dari tim Unair. Dia meminta Dinas PMD menindaklanjutinya dengan OPD terkait. Dia berharap saat pelaksanaan nanti, Sidoarjo sudah zona kuning.
Wabup menjelaskan, bakal ada perlakuan khusus bagi pemilih positif Covid-19. Yakni disediakan TPS khusus. Atau menurutnya, sebaiknya panitia pilkades mendatangi rumah warga positif Covid-19 itu. "Didatangi petugas dengan memakai baju hazmat dan kartu yang dicoblos itu dimasukkan di amplop,” tandas Cak Nur, panggilan karib Nur Ahmad Syaifuddin.
Sebagai informasi, pilkades serentak di Sidoarjo, yang semula dijadwalkan 19 April 2020 lalu, ditunda akibat wabah Covid-19. Pilkades serentak ini bakal digelar di 174 desa. Kala itu, beberapa tahapan pilkades sudah berjalan, termasuk telah menetapkan cakades yang mengikuti pilkades serentak. (sta/ian)
Baca Juga: Siang-Malam, Plt Bupati Sidoarjo Sisir Warga yang Butuh Bantuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News