Dalam kunjungan itu Gubernur Khofifah banyak menyerap pendapat siswa bagaimana yang dirasakan selama pembelajaran daring di rumah. Ternyata siswa di sekolah kejuruan cukup terkendala jika hanya belajar di rumah. Padahal mereka membutuhkan banyak praktik di sekolah.
Seperti mereka yang jurusan kelistrikan. Selama belajar daring di rumah, mereka menyampaikan ke Gubernur Khofifah bahwa mereka hanya belajar materi saja, tidak bisa praktik langsung. Padahal itu sangat dibutuhkan.
"Selama lima bulan pandemi, mereka memang mengeluhkan belajar daring karena di bagian materi tertentu dibutuhkan praktik secata langsung. Seandainya materi online sudah disampaikan, namun tetap saja di bagian bagian tertentu dibutuhkan praktik. Saya rasa semua SMK lebih banyak menerapkan keterampilan," tegasnya.
Dalam kesempatan itu Gubernur Khofifah secara khusus mendampingi siswa untuk praktik di laboratorium kelistrikan. Ia sempat memuji bahwa sekolah ini meski di tengah pandemi tetap berinovasi mengajak siswa adaptif menuju era industri 4.0.
Hal serupa juga ia lakukan di SMAN 2 Kota Probolinggo. Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, siswa tampak antusias bisa belajar dengan tatap muka dan mendengarkan penjelasan guru secara langsung.
"Setelah uji coba selama dua pekan kita akan evaluasi. Namun intinya kita mencari format terbaik bagaimana anak-anak kita bisa belajar dengan optimal dengan tetap aman dari penularan covid-19," pungkas Khofifah.
Sebagaimana dijelaskan kepala dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi bahwa jumlah SMA, SMK dan SLB saat ini di Jawa Timur tercatat 3.703 lembaga dengan 1.326.921 siswa. Sementara yang melakukan uji coba pembelajaran tatap muka bertahap sebanyak 70 lembaga (1,89%) setara dengan 18.621 siswa (1,49%). (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News