GRESIK, BANGSAONLINE.com - Perhelatan Pilbup Gresik 2020 kian dekat. Tanggal 4-6 September mendatang, sudah waktunya para bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Gresik mendaftar di KPU sebagai peserta Pilkada Serentak 2020.
Sejumlah partai politik pun mulai memanasi mesin. DPD Golkar Gresik, salah partai yang mengusung paslon Fandi Akhmad Yani dan Aminatun Habibah (Niat), bahkan sudah menyiapkan moto "Kerja Politik Terukur dengan Indikator Kuasai Teritorial dan Kepung TPS."
Baca Juga: Musda Golkar Gresik, Sarmuji: Tunggu Juklak dari DPP
"Jadi, Golkar telah mapping untuk itu," ungkap Ahmad Nurhamim, Ketua DPD Golkar Gresik kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (21/8).
Menurut Anha, untuk memenangkan Niat tak cukup hanya dengan memasang banner, baliho, spanduk, dan sejenisnya. Sebab, semua parpol memiliki kemampuan untuk itu. Namun, yang penting adalah bagaimana mesin parpol bekerja sesuai takaran dan memiliki ukuran.
"Bukti dukungan dan keseriusan untuk memenangkan paslon tak cukup hanya memasang baliho dan banner. Sebab, kalau dukungan itu hanya berupa papan nama, baliho, banner, dan sejenisnya apa artinya kalau tak ada kerja mesin partai yang terukur," cetus Wakil Ketua DPRD Gresik ini.
Baca Juga: Kunjungi Pasangan Yani-Alif, Sekjen DPP Golkar Optimis Menang 95 Persen
Anha menegaskan, untuk menenangkan paslon di Pilbup 2020, harus ada indikator kinerja, taktik, strategi terukur, dan rencana yang masif. Anha menyebut, banyaknya acara seremonial seperti deklarasi tak akan berpengaruh besar terhadap penambahan pundi-pundi suara, dan kemenangan paslon.
"Saya ibaratkan seribu deklarasi dukungan tak akan menambah suara secara signifikan. Sebab, suara ada di tempat pemungutan suara (TPS). Makanya suara di TPS harus bisa dikuasai," ungkapnya.
Lanjut Anha, indikator bahwa mesin partai benar-benar berjalan adalah seberapa besar penambahan suara di TPS. Apalagi Gus Yani dan Bu Min diusung oleh koalisi besar.
Baca Juga: HUT ke-60, Ribuan Massa Golkar Gresik Ikuti Senam Massal Nasional Pecahkan Rekor Muri
"Makanya, prinsip Golkar rebut, kuasai, dan bentuk kelompok kader (Pokkar), dan kader penggerak teritorial desa (Karaktedes) di setiap TPS untuk menguasai suara pemilih," pungkasnya. (hud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News