MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Kisah perjuangan Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, mendirikan pondok pesantren sangat unik dan fantastis. Kiai miliarder tapi dermawan itu mendirikan pesantren di atas hutan angker. Jauh dari perkampungan. Jalannya sempit, dan menakutkan karena banyak begal atau perampok.
“Tanahnya angker. Banyak orang yang takut. Saat itu jalannya sempit, makadam,” kata Kiai Asep dalam acara Gergeran Bersama Kiai di channel youtube BANGSA TV.
Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran
Menurut Kiai Asep, saat itu yang meresmikan dan meletakkan batu pertama pesantrennya adalah KH Nur Iskandar, SQ Jakarta. Kiai Nur Iskandar, tutur Kiai Asep, menganggap aneh karena mendirikan pesantren di tengah hutan.
“Beliau bilang, Kiai Asep ini aneh. Masak mendirikan pondok pesantren di tengah hutan. Apa nanti santrinya monyet-monyet (kera) yang saya temui di tengah jalan tadi,” kata Kiai Asep menirukan pernyataan Kiai Nur Iskandar SQ saat meletakkan batu pertama di Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Memang, saat perjalanan menuju pesantren yang didirikan Kiai Asep, Kiai Nur Iskandar menemukan banyak monyet atau kera di tengah jalan. Maklum, letak pesantren yang didirikan Kiai Asep di tengah hutan.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Kini pesantren yang sempat dicibir banyak orang itu ternyata tumbuh pesat, besar, dan populer. Yaitu Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto. Bahkan area yang semula hutan angker, kini dipenuhi rumah penduduk. Banyak orang yang kemudian mendirikan rumah. Jalan menuju pesantren juga besar dan beraspal.
Hebatnya lagi, Pesantren Amanatul Ummah berkembang dalam waktu sangat singkat. Sekitar 10 tahun. Kini pesantren tersebut memiliki puluhan ribu santri. Bahkan banyak santri Amanatul Ummah yang berprestasi. Selain diterima di berbagai perguruan tinggi negeri luar negeri seperti Mesir, Maroko, China, Amerika Serikat, Malaysia, dan negara-negara lain, juga banyak yang diterima di perguruan tinggi negeri favorit di dalam negeri.
Uniknya, ada orang yang kemudian menuduh, jangan-jangan Kiai Asep punya tuyul. Maklum, Kiai Asep yang waktu masih muda miskin juga berkembang menjadi kiai miliarder.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Tapi benarkah Kiai Asep punya tuyul? Lalu bagaimana cara mengelola pondok pesantren kok bisa berkembang pesat dalam waktu singkat?
Ikuti dialog M Mas’ud Adnan dengan Kiai Asep dalam program Gergeran Bersama Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di channel youtube BANGSAONLINE TV. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News