Tembakau Petani Probolinggo Tak Terbeli, Gara-gara Gudang Pabrikan Masih Tutup

Tembakau Petani Probolinggo Tak Terbeli, Gara-gara Gudang Pabrikan Masih Tutup

PROBOLINGGO, BANGSAONLIINE.com - Musim panen kali ini suram bagi para petani di Kabupaten Probolinggo. Sebab, banyak hasil rajangan petani yang tak bisa terbeli. Sebab, hingga kini seluruh pabrikan atau gudang yang ada di Kabupaten Probolinggo masih tutup.

Tidak jelas, alasan para pabrikan masih menutup gudang. Padahal, sudah banyak petani yang sudah memanen nya. Tak pelak, banyak petani yang mengaku resah atas ditutupnya sejumlah gudang yang ada di Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga: Paguyuban Petani Tembakau se-Madura Siap Menangkan Khofifah-Emil dengan Suara 90 Persen

Mohammad Hasin, Kelompok Tani Kembang Suko asal Desa Sukorejo, Kecamatan Kotaanyar, Kebupaten Probolinggo menyayangkan sikap gudang yang ada di Kabupaten Probolinggo tersebut.

Padahal, menurut Mohammad Hasin, saat ini sudah memasuki masa panen . Hampir seluruh sentra wilayah penghasil tanaman di Kabupaten Probolinggo saat ini sedang panen. Yakni Kotaanyar, Pakuniran, Paiton, Kraksaan, dan Krejengan.

"Kasian petani, mereka terus dilanda tekanan dan keprihatinan. Di samping nya tidak terbeli, waktu lalu petani juga mengalami kesulitan pupuk yang cukup langka ketika musim tanam," ujar M. Hasin.

Baca Juga: Ratusan Kelompok Tani Tembakau di Blitar Dapat Bantuan Alat Senilai Rp2 Miliar dari DBHCHT

Tidak hanya itu, masih dikatakan Hasin, kalaupun ada blandang atau tengkulak yang terpaksa membeli petani, mereka kebanyakan menurunkan harga dengan dalih gudang masih tutup.

"Mereka ambil dengan harga di bawah Rp 30 ribu per kg. Itu pun, tidak dibayar sampai berminggu-minggu. Kasihan petani saat ini, mereka harus terus-terusan menderita," terangnya yang mengaku memiliki lahan satu hektare lebih lahan dengan kapasitas tanaman sekitar 15 ribu pohon.

Senada, Mohammad Hasan, petani asal Desa Karanganyar, Kecamatan Paiton juga mengaku resah atas sikap beberapa gudang yang hingga saat ini belum buka dan tak bisa membeli petani.

Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Petani, BPN Kabupaten Probolinggo Gelar Pelatihan

"Ini harus menjadi perhatian bersama. Kami berharap Pemkab Probolinggo melalui dinas terkait turun tangan dengan masalah ini. Kalau ini dibiarkan, jelas saja banyak petani jadi korban. Lebih-lebih saat ini musim pandemi Covid yang banyak petani sudah mengeluarkan uang dengan cara pinjam bank," tegas Hasan.

Sementara, Ketua Asosiasi " rel="tag">Petani Tembakau (APTI) Kabupaten Probolinggo, Mudakkir, juga menyayangkan sikap pabrikan atau gudang yang hingga saat ini belum buka. Mudakkir juga mengaku pihaknya dalam waktu dekat berencana akan mendatangi kantor DPRD setempat, untuk memprotes sikap pabrikan yang hingga saat ini masih belum buka.

"Insyaallah, Selasa depan, kami akan mendatangi kantor Dewan. Saya akan membawa permasalahan itu untuk dibahas dikantor DPRD. Kita juga prihatin sikap OPD terkait seperti Disperindag dan Bea Cukai yang hanya bisa mengambil cukai-nya. Namun, tak bisa memperjuangkan kebutuhan petani," tegas Mudakkir, saat dikonfirmasi BANGSAONLINE, via telfon selulernya.

Baca Juga: Tolak RPP Kesehatan, Ratusan Petani Tembakau di Pamekasan Tanda Tangani Petisi

Hingga berita ini diunggah, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Ketahanan Pangan, Nanang Trijoko belum berhasil dikonfirmasi. Dihubungi melalui selulernya, ia tak menjawab.

Begitu juga, Kepala Dinas Perindutrian dan Perdagangan melalui Sekertarisnya, Taufik Alami juga belum berhasil dikonfirmasi BANGSAONLINE, Sabtu (29/8). (ndi/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO