Trik Pileg 2019 dan Jaringan Santri, Cara Niat Mendulang Kemenangan di Pilbup Gresik 2020

Trik Pileg 2019 dan Jaringan Santri, Cara Niat Mendulang Kemenangan di Pilbup Gresik 2020 Khamim, S.H., Wakil Ketua DPD Golkar Gresik.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Banyak yang menganggap kalau gerakan bacabup dan bacawabup Gresik Fandi Akhmad Yani dan Aminatun Habibah (Niat) kalah dengan Qosim-Alif (QA), dalam menggalang dukungan massa untuk memenangkan .

Anggapan itu dibantah oleh Wakil Ketua DPD , Khamim, S.H. "Monggo kalau ada anggapan seperti itu. Tapi, saya pastikan anggapan itu tak tepat," ujar Khamim kepada BANGSAONLINE.com, Senin (31/8).

Menurut Khamim, Golkar telah melakukan sejumlah evaluasi untuk strategi pemenangan. Di antaranya, tak akan banyak melakukan cara-cara "tradisional" seperti mengumpulkan massa untuk menggaet dukungan.

"Sebab, hasilnya kurang efektif. Untuk itu, Niat lebih memilih cara-cara yang lebih efektif untuk menggaet massa tanpa harus mengumpulkan massa. Ini yang telah dilakukan dan terus di-mapping dan dilakukan evaluasi. Hasilnya, sangat bagus," ungkap politikus asal Kecamatan Duduksampeyan ini.

Khamim kemudian mencontohkan di antara trik Niat untuk memenangi Pilbup 2020. Di antaranya, menggunakan trik yang pernah dipakai Fandi Akhmad Yani untuk bisa meraih kursi di DPRD hasil Pileg 2019 lewat daerah pemilihan Gresik 2 (Duduksampeyan dan Cerme). Sebab, Gus Yani saat itu berhasil mendapatkan suara tertinggi se-Kabupaten Gresik hingga mencapai 19 ribu.

Padahal, dalam hasil survei Gus Yani terbilang terendah di antara caleg di dapil Gresik 2 waktu itu. "Surveinya Gus Yani waktu itu masih kalah dengan saya. Tapi, hasil pileg kalahkan saya dan caleg lain perolehan suaranya. Ini trik hanya Gus Yani yang tau caranya," ungkap mahasiswa program pasca sarjana jurusan hukum di salah satu Perguruan Tinggi (PT) swasta di Surabaya ini.

Khamim lebih jauh mengungkapkan, pasangan Niat juga akan menggunakan jaringan santri. Jaringan ini di Kabupaten Gresik sangat besar jumlah dah hak pilihnya. Mereka patuh dengan dawuh kiai maupun bu nyai yang mengasuh pondok pesantren (Ponpes) tempat mereka menimbah ilmu di pesantren.

"Saya sudah cek, jumlahnya sangat besar, merata di semua kecamatan. Pada intinya, untuk memenangkan pertarungan pada Pilbup 2020, pasangan calon jangan sampai pongah, bangga, dan yakin menang lantaran hasil survei tinggi. Sebab, survei tinggi tak jadi jaminan menang. Apalagi, survei itu yang diambil sampling hanya ribuan orang," kata Khamim.

"Pemilih diestimasikan lebih dari 940 ribu pemilih. Pileg setidaknya bisa menjadi pencerahan bagi semua. Tak ada jaminan calon yang hasil survei tinggi jadi dan menang, kalau mapping dukungan massa dan eksekusi di jelang atau saat coblosan tak tepat," pungkasnya. (hud/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO