SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Jawa Timur untuk sigap menangkap peluang pasar ekspor ke Afrika. Afrika menjadi salah satu pasar ekspor non tradisional yang sangat potensial bagi pelaku UMKM Jatim. Selain jumlah penduduknya yang mencapai 1,2 miliar jiwa, Afrika juga menjadi pintu masuk Indonesia ke berbagai negara Eropa.
"Ini sangat menjanjikan. Apalagi ekspor kita ke Afrika juga masih sangat kecil. Dan ini menunjukkan, jika selama ini kita masih belum serius menggarapnya. Di masa pandemi ini, di saat negara tujuan ekspor tradisional kita sedang terpuruk, Afrika bisa menjadi negara tujuan ekspor alternatif," tegas Adik di Surabaya, Jumat (4/9/2020).
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Apresiasi FGD Kebijakan Kenaikan CHT
Kegigihan Adik mengajak pelaku UMKM lebih serius menggarap pasar Afrika ini setelah Duta Besar Indonesia untuk Afrika, Salam Al Farisi menjelaskan dengan gamblang tentang besarnya potensi pasar Afrika dalam acara Seminar Nasional "Indonesia-Afrika Bersinergi Membangun Bersama" yang digelar secara virtual oleh Universitas Airlangga kemarin.
Adik menegaskan, banyak produk yang dihasilkan UMKM Jatim yang ternyata sangat dibutuhkan di sana. Di antaranya batik, rempah-rempah, sabun serta kosmetik serta sparepart otomotif. Dan ini menjadi salah satu keunggulan UMKM Jatim untuk bisa menggaet pasar tersebut.
Sementara itu, pada kesempatan seminar kemarin, Duta Besar Indonesia untuk Afrika, Salman Al Farisi juga mengatakan Afrika sebagai pasar baru yang bertul-betul menjanjikan guna mengurangi angka defisit perdagangan Indonesia.
Baca Juga: Di Lamongan, Khofifah Ajak Masyarakat Perbanyak Shodaqoh dan Semangat Jemput Lailatul Qadar
Menurut Salman, infrastruktur diplomasi Indonesia dengan Afrika sangat baik dan memadai. "Ini harus digerakkan untuk mendorong diplomasi ekonomi. Yang hanya bersahabat didorong menjadi bermitra sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang produktif, daripada hanya untuk menjaga hubungan baik," katanya.
"Afrika menjanjikan dalam banyak hal. Afrika ini, selain memiliki cukup banyak sumberdaya alam, di beberapa negara juga memiliki ekonomi cukup stabil. Terlebih Afrika masih mendapatkan beberapa fasilitas dari negara Eropa dan Amerika bebas bea ekspor. Ini bisa menjadi pintu masuk produk Indonesia ke pasar Eropa juga," ujar Salman.
Salah satu produk Indonesia yang sangat digemari dan menjadi pengikat adalah batik. Batik telah dipromosikan oleh Presiden Afrika Selatan yang sangat disegani, yaitu Presiden Mandela. Sehingga batik di sana sangat dikenal. Orang yang memakai batik adalah orang yang terhormat.
Baca Juga: Kadin Tuban Siapkan SDM Unggul Melalui Pelatihan Pelatih Versi Dasar
"Tapi batik hanya dipakai untuk laki-laki. Jadi kita berupaya mengenalkan batik di berbagai event. Salah satunya kami sebenarnya telah merencanakan akan mengadakan lomba desain baju perempuan dari batik di tahun ini, tetapi ditunda tahun depan karena Covid-19," tambahnya.
Selain batik, komoditas potensial ekspor lainnya adalah minyak nabati dan kelapa sawit. Sementara ekspor kelapa sawit Indonesia ke Afrika saat ini masih sangat kecil, hanya 3 persen dibanding negara tujuan ekspor lain. Selainitu, juga komoditas spare part otomotif karen industri otomotif di Afrika sangat besar dan inienjadi peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk menjadi pemasok sparepart dunia.
"Produk manufaktur sangat potensial. Produk jewelery juga sangat diminati karena kita memilii craftmenship lebih bagus dibanding produk Afrika sendiri," tambahnya.
Baca Juga: Kadin Indonesia Nobatkan Gubernur Khofifah Jadi Inspirator Gerakan Vokasi Jawa Timur
Salman juga menjelaskan bahwa realisasi ekspor Indonesia ke Afrika memang mengalami penurunan. Di tahun 2018, ekspor Indonesia ke Afrika mencapai US$ 1,7 miliar. Di tahun 2019 turun menjadi US$ 1,4 miliar dan di 2020 diperkirakan akan semakin turun akibat pandemi Covid-19.
Adapun 10 komoditas andalan ekspor Indonesia ke Afrika adalah minyak nabati dan hewani (terbesar adalah kelapa sawit), kendaraan termasuk spare-parts, produk kertas dan turunannya produk karet dan turunannya serta mesin dan peralatan mesin. Selain tiu juga ada kayu, arang kayu dan turunannya, sepatu, produk kimia, produk keramik serta cokelat dan turunannya. (nf/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News