KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri melakukan pelatihan operasional pesawat udara tanpa awak alias drone terhadap para pegawainya. Melalui pelatihan tersebut, diharapkan dapat mempermudah dalam pemetaan berbasis lahan pertanian.
Pelatihan berlangsung di Kantor Dispertabun, Jalan Soekarno Hatta Kabupaten Kediri. Sedikitnya, ada 15 peserta dari setiap bidang di Dispertabun yang mengikutinya. Sementara pemateri pelatihan berasal dari sebuah komunitas drone di Malang.
Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing
Arahayu Setyoadhi, Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Holtikultura Dispertabun Kabupaten Kediri menuturkan, pelatihan operasional drone ini bertujuan untuk mempermudah kinerja dalam pemetaan lahan. Apabila sebelumnya, pemetaan menggunakan jasa konsultan yang terbatas oleh sistem kerja sama dan waktu serta biaya, tetapi ke depan dapat ditangani secara mandiri, sehingga lebih efektif.
"Harapan ke depan dapat digunakan untuk pemetaan lahan secara luas. Awalnya, memang untuk tanaman pangan, padi dan jagung. Tetapi ke depan rencananya untuk melihat potensi Kabupaten Kediri baik dari komoditas perkebunan, pangan, maupun komoditas holtikulturanya," jelas Arahayu Setyoadhi, Selasa (8/9/2020).
Menurut Arahayu, Dispertabun telah melakukan pengadaan dua unit drone dengan merek Mevix II tipe Zoom menggunakan dana DAK. Pesawat nirawak ini memiliki spesifikasi khusus terhadap tingkat kestabilan di udara saat pengambilan gambar. Nantinya, setiap satu unit mesin drone bakal dioperasionalkan oleh dua orang tenaga SDM sebagai operator.
Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik
Pertanian modern saat ini, lanjut Afahayu, memang telah mengadopsi banyak teknologi yang bisa membantu dalam hal efektivitas dan efesiensi. Pemanfaatan mesin drone untuk pertanian dinilai sangat efektif, karena dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Setyoadhi mencontohkan, seperti misalnya pemetaan wilayah holtikultura pada komoditas tanaman cabai. Pihaknya dapat mengetahui setiap fase pertumbuhan cabai mulai dari fase vegatatif, generatif, atau masa panen.
"Pelatihan ini kami laksanakan satu hari saja, tetapi nantinya kita evaluasi. Kalau memang belum maksimal, kita akan latih terus. Ukurannya kan jam terbang. Semakin tinggi jam terbangnya, maka operasionalnya semakin bagus," tutup Arahayu. (adv/kominfo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News