SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ketua MWC NU Kecamatan Krembangan Surabaya, Ustadz Moh Siri, menegaskan bahwa hingga kini belum ada instruksi atau arahan politik dari PCNU terkait Pilwali Kota Surabaya. Karena itu ia menilai bahwa gerakan politik yang minta agar PCNU Kota Surabaya dibekukan tak masuk akal.
“Baik dari Cak Ibin maupun Kiai Mas Sulaiman Nur belum ada imbauan, arahan, atau instruksi,” kata Moh Siri kepada bangsaonline.com, Rabu (9/9/2020). Yang dimaksud Cak Ibin adalah Dr. KH. Muhibbin Zuhri, ketua PCNU Kota Surabaya. Sedang KH. Mas Sulaiman Nur adalah Rais Syuriah PCNU Kota Surabaya.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Menurut Ustadz Siri, para ketua MWC NU se-Surabaya sudah tahu siapa otak di balik gerakan politik itu. Ia menyebut nama oknum parpol yang selama ini getol intervensi ke PCNU Kota Surabaya.
“Itu kan ada yang numpangi. Teman-teman sudah tahu semua. Ya, mereka kelompok sebelah,” kata Moh. Siri. Karena itu, menurut Siri, sebanyak 23 MWC NU se-Surabaya lalu berkumpul menolak pembekuan PCNU Kota Surabaya.
Kan jumlah MWC NU 31, kok hanya 23 MWC? “Sukomanunggal sejak dulu memang tak sepaham dengan PCNU, sedang Gubeng kan sudah dikarteker,” jelasnya. Menurut dia, yang juga tidak hadir adalah Sukolilo yang ketuanya Kasno. “Pak Kasno, orang tuanya meninggal,” tutur Moh Siri.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Lalu Dukuh Pakis juga tidak hadir. “Di Dukuh Pakis ada dua orang meninggal. Karena ketuanya modin. Jadi nggak mungkin ditinggal,” kata Moh Siri. Sedang Ketua MWCNU Kenjeran sakit. “Tapi semua MWC itu komitmen, menolak pembekuan PCNU Surabaya,” tambah Moh Siri.
Menurut Moh Siri, para Ketua MWC NU tetap solid mendukung Cak Ibin-Kiai Mas Sulaiman Nur. Dia menegaskan, keterlibatan Sukomanunggal dan Gubeng dalam gerakan politik untuk mendelegitimasi PCNU Kota Surabaya karena dua kecamatan memang tak sepaham dengan PCNU, di samping karena ada yang sudah dikarteker.
Seperti diberitakan, gerakan politik minta PCNU Kota Surabaya dibekukan itu muncul setelah beredar video beberapa pengurus PCNU menonton pengumuman rekom calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya. Saat Puan Maharani, Ketua DPP PDIP, mengumumkan rekom jatuh kepada Eri Cahyadi-Armuji, para pengurus NU Surabaya bersorak. Termasuk Ketua PCNU Surabaya Dr. KH. Muhibbin Zuhri.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Alasannya, mereka senang karena Eri Cahyadi adalah kader NU. Namun euforia politik itu kemudian memantik reaksi sebagian warga NU yang mendukung calon lain.
Menurut Moh Siri, banyak yang tak paham, kalau acara itu sebenarnya bukan nonton bareng tapi ada acara sebelumnya. "Itu acara penyerahan masjid Baiturrozaq di Citraland ke PCNU, karena sebelumnya dikuasai kelompok celana cingkrang," katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News