BANYUWANGI. BANGSAONLINE.com - Setelah dua pekan menjalani karantina, para santri Pondok Pesantren (PP) Darussalam Blokagung Banyawangi Jawa Timur mulai bisa hidup leluasa, meski tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan membuka karantina ponpes Darussalam Blokagung, Banyuwangi Sabtu 12 September pukul 24.00 WIB malam ini.
Begitu pula, tugas para relawan yang bekerja memenuhi kebutuhan logistik dan konsumsi di dapur umum, termasuk para tenaga kesehatan yang selama ini standby di lokasi, juga telah resmi berakhir.
Baca Juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bupati Banyuwangi Bersama Ratusan Siswa Tanam Pohon Cemara Laut
Namun, sebelum meninggalkan dapur umum, seluruh relawan baik dari BPBD, Taggana, Dinas Sosial, TNI, Polri, dan tenaga kesehatan wajib menjalani rapid test.
“Seluruh tenaga kesehatan yang bekerja dan relawan yang membantu di dapur umum, wajib rapid test,” kata dr. Widji Lestariono, Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi saat mendampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau lokasi dapur umum di Blokagung Banyuwangi, Sabtu (12/9/2020).
Seperti dilaporkan Erwin, Teguh Prayitno, dan Hari Purnomo, wartawan bangsaonline.com dan HARIAN BANGSA di Banyuwangi, klaster pondok pesantren di Banyuwangi itu menyedot perhatian publik hingga tingkat nasional. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bahkan langsung bertindak cepat. Ketua PP Muslimat NU itu turun langsung meninjau ke PP Darussalam sehingga para santri yang dikarantina senang dan melambai-lambaikan tangan.
Baca Juga: Pemkot Kediri Studi Tiru Layanan Aduan 112 dan SP4N LAPOR! ke Pemkab Banyuwangi
(Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat turun langsung meninjau dapur umum di PP Darussalam Blokagung Banyuwangi, Rabu (2/9/2020). foto: ist/ bangsaonline.com)
Rio, sapaan akrab Widji Lestariono, mengatakan selama 14 hari santri telah menjalani karantina. Setelah menjalani masa karantina, seluruh santri dinyatakan sembuh. Kecuali yang memiliki gejala, mereka akan dipisah dan ditambah masa karantina selama lima hari.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Sebut Penghargaan Satyalancana Didapat Usai Turunkan Angka Kemiskinan
“Ini sesuai dengan pedoman penanganan Covid-19 Kementerian Kesehatan revisi ke-5. Bagi yang telah menyelesaikan masa karantina dan tidak bergejala, bisa dinyatakan sembuh. Untuk penanganan santri yang bergejala, mini hospital yang didirikan di pondok pesantren tetap dipertahankan dan tetap dijaga oleh tenaga kesehatan,” kata Rio.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, berterima kasih pada seluruh pihak yang terlibat dalam penanganan klaster pondok pesantren.
“Selama 14 hari ini kita belajar banyak dari urusan ini. Ini bukan bencana biasa. Penanganannya wajib memenuhi SOP kesehatannya. Prosedur tiap tata kelola harus dipenuhi semua. Tenaga dan pikiran, mayoritas tenaga kesehatan, cadangan APBD, dicurahkan untuk membantu penanganan di sini,” kata Anas.
Baca Juga: Bupati Banyuwangi Gelar Halalbihalal Bersama Ribuan Pegawai Pemerintah
(Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama para petugas kesehatan menjelang berakhirnya karantina di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi, Sabtu (12/9/2020). foto: teguh prayitno)
Anas pun berterima kasih kepada tenaga kesehatan di seluruh Puskesmas yang bergiliran membantu, TNI dan Polri, Camat, Lurah, dan seluruh relawan yang bekerja di dapur umum.
Baca Juga: Dongkrak Pencatatan KI Komunal, Kemenkumham Gandeng Pemkab Banyuwangi-Dewan Kesenian Blambangan
Sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, Bupati Anas memberikan buket bunga kepada perwakilan relawan, TNI/Polri, dan tenaga kesehatan.
“Kami semua sangat berterima kasih. Juga kepada para pengasuh pesantren, para santri, dan keluarga santri yang semuanya dengan penuh kesabaran mendukung dan menjalani proses ini. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan,” tambah Anas.
“Kami juga ucapkan terima kasih yang besar kepada Kementrian Kesehatan dan jajarannya serta Ibu Gubernur Jatim dan jajarannya yang sigap menangani klaster ini. Alhamdulillah, dengan sinergi dari semua yang pihak saling mendukung akhirnya santri-santri ini bisa melewati masa-masa karantina dengan baik dan akhirnya bisa dinyatakan sembuh,” imbuh Anas.
Baca Juga: PTPN dan KAI Gelar Program "Relawan Bhakti BUMN"
Sementara Nihayatul Wafiroh, Jubir Ponpes Darussalam mengucapkan terima kasih dan mohon maaf karena telah menyedot anggaran pemerintah setempat, tenaga, dan pikiran banyak pihak guna membantu menangani Covid-19 di Ponpes yang diasuhnya.
"Mewakili keluarga kami terima kasih dan mohon maaf. Semoga mendapat balasan doa dari para santri," tambah anggota DPR ini.
Nihayatul menambahkan dengan kejadian ini membuat pihaknya melakukan evaluasi. Seperti mengelola sanitasi dan sampah. Merelakan gedung dan sekolah menjadi tempat tidur santri, dan lainnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Usulkan Relokasi Huntap di Atas Lahan PTPN XII Bagi Korban Banjir Banyuwangi
"Kejadian ini membuat kita semua belajar," katanya. (guh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News