Pasien Sembuh Semua, Pemkot Surabaya Stop Isolasi di Hotel

Pasien Sembuh Semua, Pemkot Surabaya Stop Isolasi di Hotel Wali Kota Risma di rumah dinas, Jalan Sedap Malam Surabaya, Kamis (17/9). foto: YUDI A/ HARIAN BANGSA

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pemkot berencana menghentikan isolasi pasien di hotel. Pasalnya, seluruh pasien yang sebelumnya menjalani isolasi di beberapa hotel telah dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Para pasien itu sebelumnya menjalani perawatan di hotel dan dilakukan pemeriksaan swab.

Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, pasien yang menjalani isolasi perawatan di hotel saat ini sudah tidak ada. "Karena sudah kosong, jadi mulai kemarin itu hotel kita stop dulu karena tidak ada pasien yang di situ," kata Wali Kota Risma di rumah dinas, Jalan Sedap Malam , Kamis (17/9).

Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap

Ia mengungkapkan, biasanya antara dua sampai empat hotel di yang digunakan sebagai tempat isolasi pasien. Akan tetapi, pada Rabu (16/9) kemarin, hanya tinggal 4 pasien yang masih menjalani perawatan isolasi di hotel.

"Kemarinnya tinggal 4 pasien dan kita percepat swab-nya, hasilnya dia bisa keluar sehingga hotel saat ini kosong sudah dua hari ini kita tidak dimanfaatkan," ujarnya.

Sementara di Hotel Asrama Haji, kata dia, dari sekitar 101 pasien yang sedang menjalani perawatan, hari ini ada sekitar 75 orang dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Namun, apabila besok Hotel Asrama Haji tak lagi menerima pasien, maka pemkot juga akan menghentikan isolasi di tempat tersebut.

Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas

"Karena kemungkinan yang 25 itu kita dorong untuk bisa keluar hari ini atau paling lambat besok," ungkapnya.

Bahkan Risma menyebut, Pemkot akan terus berupaya mempercepat pemeriksaan swab kepada pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah. Artinya, pasien itu sebelumnya melakukan isolasi mandiri di rumah dan kemudian didorong untuk menjalani perawatan di Hotel Asrama Haji.

"Jadi kita masih dorong warga-warga itu untuk masuk Asrama Haji. Tapi kalau mereka tidak mau ya kita akan tutup Asrama Haji, karena posisinya pasien yang mau (menjalani isolasi) di situ sudah habis," jelasnya.

Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah

Menurutnya, saat ini tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di tinggi, sedangkan penularannya rendah. Karena itu jumlah pasien yang menjalani perawatan di hotel maupun Asrama Haji banyak yang sembuh. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) , tren kesembuhan pasien dalam satu bulan ini rata-rata per hari 80 orang ke atas.

"Untuk menjaga tren membaik, kita tidak boleh lengah, justru kita malah turun dan agak keras. Kita turun lebih sistemik dibanding kemarin-kemarinnya," tegasnya.

Presiden UCLG Aspac ini menyatakan, bahwa pihaknya bersama jajaran TNI dan Polri akan terus berupaya memutus mata rantai Covid-19. Karena itu, dengan adanya penerapan sanksi denda bagi pelanggar protokol kesehatan diharapkan efektif mendisiplinkan masyarakat.

Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya

Sementara Kepala Dinkes Kota , Febria Rachmanita menjelaskan bahwa Pemkot menggunakan metode perhitungan bobot indikator kesehatan masyarakat dalam melakukan self assessment untuk memonitoring dan evaluasi internal kasus Covid-19. Dari hasil self assessment itu kemudian dilaporkan ke Provinsi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Kita juga melakukan self assessment dengan membuat perhitungan itu yang mengacu pada (indikator) penilaian pusat (Kementerian Kesehatan). Dan ternyata, dari data-data yang ada, memang ada penurunan dari bulan-bulan sebelumnya,” kata Feny, sapaan Febria.

Ia mengungkapkan, bahwa instrumen dalam self assessment itu terdapat 14 indikator penilaian dan ditambah satu indikator Rt angka reproduksi efektif atau triangulasi. Namun dalam penilaian itu, pihaknya tak hanya menambah indikator Rt (triangulasi). Penilaian melalui indikator epidemiologi, pelayanan kesehatan, evaluasi laju insidensi dan mortality rate juga dilakukan.

Baca Juga: Hearing Lanjutan soal RHU dan Efek Pengendara Mabuk, DPRD Surabaya Soroti SOP, Perizinan, dan Pajak

“Kalau kita lihat bobot dari indikator kesehatan masyarakat mulai tanggal 7 - 13 September itu nilai skor kita ada 2.44. Artinya kita sudah berada di zona risiko rendah,” terangnya.

Menurut dia, skor tersebut berdasarkan perhitungan penilaian pada 14 - 15 indikator. Hal itu pula yang kemudian menyebabkan jumlah pasien yang menjalani perawatan dan isolasi baik di hotel maupun Asrama Haji menurun.

“Termasuk hotel yang awalnya kita punya 5 hotel, kemarin dua hotel pun sudah kosong. Jadi tinggal 1 hotel yang terisi pasien. Yang di hotel itu kan rapid reaktif. Setelah kita swab itu hasilnya adalah negatif sehingga pulang,” pungkasnya. (ian/rev)

Baca Juga: Terpengaruh Medsos, Siswi SMK di Surabaya Kabur dari Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO