SURABAYA, BANGSAONLINE.com - WhatsApp dan Facebook adalah media sosial yang paling favorit untuk kampanye. Demikian dikatakan Sufyanto, Direktur Inisiatif Institute, dalam webinar ketiga yang digelar BEM Universitas Airlangga, Senin (21/09/2020).
Webinar kali ini mengangkat topik "Politics Then and Now in Surabaya", dan masih dalam rangkaian seminar "Post-PKKMB Event".
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
"WhatsApp dan Facebook merupakan media yang paling disukai di Surabaya, namun WhatsApp dan Facebook masih belum dipercaya, karena masih sering dianggap main-main," kata Sufyanto.
Uniknya, pengguna ponsel cerdas dan medsos, sebagian besar tidak bisa membedakan mana yang hoax. Bahkan angka survei mencapai 60 persen.
Dia menandaskan, pilkada kali ini harus disikapi secara dewasa dan terbuka. "Pemilu kali ini adalah sebuah 'hajat' kolektif, bukan hanya hajat KPU, bukan juga Hajat dari politisi, namun ini hajat seluruh masyarakat, dan ini harus disikapi dengan terbuka," tandas dia.
Baca Juga: Bawaslu Kota Batu Catat Ada 7 Laporan Dugaan Pelanggaran Kampanye Pilkada 2024
Selain Sufyanto juga dihadirkan narasumber pemerhati politik Ali Shahab, dan Menko Pergerakan BEM Univesitas Airlangga, Muhammad Abdul Chaq.
Muhammad Abdul Chaq lebih memaparkan tentang dinamika politik di Surabaya, serta memotivasi mahasiswa. "Mahasiswa janganlah sampai terjebak pada mindset bahwa politik itu kotor, ibarat momok yg menakutkan dan patut untuk dijauhi." ujar Muhammad Abdul Chaq. "Sebab mahasiswa harus menjadi aktor utama dalam membuat perubahan iklim politik. Kalau bukan kita, siapa lagi?," tambah dia.
Presiden BEM Universitas Airlangga Agung Tri Putra berharap, webinar membawa pencerdasan mahasiswa baru.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Kontributor: Barelvi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News