NGAWI, BANGSAONLINE.com - Mulai pertengahan bulan September ini, beberapa daerah di wilayah Kabupaten Ngawi sudah mulai dilanda kekeringan. Hal ini terlihat dari armada truk tangki milik BPBD yang setiap hari mengirim bantuan air bersih ke beberapa desa.
Untuk memenuhi permintaan distribusi air bersih dari para kepala desa, pihak BPBD Ngawi telah menyiapkan 15 kendaraan tangki. "Kita telah menyiagakan kendaraan tangki air bersih untuk memenuhi permintaan desa yang membutuhkan," jelas Broto Sanjoyo, sekretaris BPBD Ngawi kepada BANGSAONLINE.com.
Baca Juga: Tampung Masukan Masyarakat, Pemkab Ngawi Gelar Forum Konsultasi Publik Penyusunan SPP
Menurut data dari BPBD Ngawi, pada tahun 2018 terdapat 30 desa yang mengalami kekeringan. Dan pada tahun 2019 ternyata ada peningkatan menjadi 45 desa yang mengalami bencana tahunan tersebut. Kebanyakan yang mengalami kesulitan air bersih merupakan daerah di wilayah pegunungan atau dataran tinggi.
Seperti di Kecamatan Beringin pada tahun lalu merupakan kecamatan dengan desa yang terbanyak mengalami kesulitan air bersih. Setelah itu disusul Kecamatan Pitu, Kecamatan Karanganyar, dan Kecamatan Karangjati.
"Kalau dari catatan kita untuk tahun sebelumnya dari Kecamatan Beringin merupakan kecamatan yang paling banyak desanya mengalami kekeringan," urainya.
Baca Juga: Sampah di TPS Desa Dadapan Numpuk, ini Kata DPPTK Ngawi
Sedangkan untuk tahun ini dari BPBD Ngawi telah memprediksi 9 kecamatan akan dilanda kekeringan. Yaitu Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, Pitu, Beringin, Kasreman, Padas, dan Karangjati.
Berdasarkan ramalan dari BMKG, bahwa tahun ini akan dilanda musim kemarau panjang. Dampaknya, akan menambah desa yang mengalami krisis air dari tahun sebelumnya.
"Kita memperkirakan akan ada pertambahan sebab dari ramalan BMKG bahwa musim kemarau akan lebih panjang," pungkasnya. (nal/ian)
Baca Juga: Sinergitas TNI-Polri Salurkan Bantuan Air Bersih di Ngawi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News