PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Yayasan Reksa Natura Indonesia (RNI) Pasuruan menggelar pameran keris dan uji kompetensi batik, yang diikuti pemerhati budaya keris dan pengembangan batik Natura se-wilayah Pasuruan dan Probolinggo. Kegiatan tersebut diikuti 70 peserta seniman dan budayawan.
"Yayasan RNI itu scope-nya nasional, khusus pemerhati batik alami," jelas Ketua Pembina Yayasan RNI H. Hardi Utoyo kepada BANGSAONLINE.com di Omah Pring, Jl. Raya Bypass, Pandaan, Pasuruan, Minggu (25/10).
Baca Juga: CCEP Indonesia Dorong Transisi Energi Berkelanjutan Melalui Peresmian PLTS ATAP di Jatim
Acara tersebut digelar selama dua hari, mulai Sabtu (24/10) hingga Minggu (25/10) oleh yayasan RNI yang merupakan pemerhati dan pengembangan batik di Kabupaten Pasuruan.
Sedang uji kompetensi batiknya adalah jenis batik natura yang terbuat dari dedaunan murni pewarnaan alam, tanpa campuran zat kimia. Batik tersebut, menurut Hardi, sudah teruji keasliannya, sehingga kualitas batiknya tidak gampang luntur.
Sementara untuk pameran keris, menyuguhkan berbagai jenis keris. Antara lain Keris Winongan atau istilah lain Tombak Bugel, asli keris asal Pasuruan. Keris tersebut hingga kini menjadi ikon pasuruan.
Baca Juga: Tinjau Pesisir Pasuruan yang Terdampak Puting Beliung, Pj Gubernur Jatim Instruksikan Perbaikan
Kemudian Keris Dapur (wajah) Pulanggeni, merupakan jenis keris di era kerajaan Mataram. Keris Dapur Brojool Winongan Tuban, Keris Dapur Tilam Sari, Keris Naga Sasra, dan keris pusaka lainnya.
Tujuan dari kegiatan ini, menurut Hardi, untuk menyadarkan generasi muda bangsa, di samping untuk melestarikan budaya leluhur nenek moyang, yang akhir-akhir ini hampir punah.
Hardi berharap pemerintah ada perhatian terhadap pelestarian budaya. "Karena keris dan batik adalah sebuah simbol khas suatu daerah. Apalagi Pasuruan sendiri memiliki sebuah keris khas yang dikenal diwilayah luar daerah yakni keris winongan," pungkasnya. (afa)
Baca Juga: 3 Kecamatan di Pasuruan Barat Banjir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News