SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Kerugian yang diderita petani akibat gagal panen mendapatkan perhatian Cabup Sidoarjo 2020, Bambang Haryo Soekartono (BHS). Politikus Partai Gerindra ini bakal menyiapkan program subsidi asuransi pertanian kala diamanahi memimpin Kabupaten Sidoarjo.
Upaya itu diharapkan meminimalisasi kerugian yang dialami para petani saat mengalami gagal panen. "Nanti pemkab akan memberikan dana subsidi 50 persen untuk biaya asuransi pertanian," cetus BHS saat berdialog dengan puluhan petani di Desa Bendotretek, Kecamatan Prambon, Rabu (11/11).
Baca Juga: Pilkada Sidoarajo, BHS Masuk Tim Pemenangan Subandi-Mimik, Adam Rusydi Jadi Ketua Tim
BHS mengungkap program subsidi asuransi pertanian ini, karena para petani di Desa Bendotretek juga mengeluh soal gagal panen, di antaranya karena faktor cuaca dan serangan hama tikus.
Saat berdialog dengan para petani tersebut, masalah hama tikus juga menjadi persoalan utama yang dihadapi para petani di Desa Bendotretek. Akibat serangan tikus, panen padi berkurang hingga 50 persen. "Yang biasanya bisa sampai 8 ton, menjadi 5 ton," jlentreh BHS.
Karena itu, masalah hama juga menjadi salah satu upaya prioritas yang bakal dilakukan BHS kala nantinya memimpin Sidoarjo, bersama Cawabup M Taufiqulbar. "Kami BHS-Taufiq akan memaksimalkan penanganan hama tikus ini. Nanti akan disiapkan bantuan untuk penanganan hama tikus," tandas BHS.
Baca Juga: Upacara HUT ke-79 RI Bersama Masyarakat, BHS Gelorakan Semangat Nasionalisme
Dalam dialog ini, para petani juga sambat soal ketersediaan pupuk bersubsidi. Petani mengeluh karena jatah pupuk bersubsidi baru datang sebulan setelah masa tanam.
"Ini terjadi kelambatan yang luar biasa. Padahal, pupuk bersubsidi dari pemerintah itu cukup. Ini akan saya usahakan, untuk koordinasi langsung dengan Petrokimia (produsen pupuk)," tegas mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Untuk mengangkat harkat dan regenerasi para petani, BHS menyatakan menyiapkan program "Petani Mengajar". Program ini bentuknya, para petani akan menularkan keahlian dan pengalamannya kepada para siswa, mulai kelas 5 dan 6 SD, siswa SMP dan siswa kelas 1 SMA.
Baca Juga: Idul Adha 1445 H, BHS Bagikan Ribuan Paket Daging Kurban
Program itu diharapkan bisa mencetak generasi muda yang mau menggeluti bidang pertanian. "Sekarang ini regenerasi petani di Sidoarjo sudah tidak ada. Sudah putus. Ini akan kita kembalikan lagi," tegas alumni ITS Surabaya ini.
Sebelumnya, saat bertemu petani di Desa Jatikalang Kecamatan Krian, Kamis (5/11) lalu, BHS mengakui permasalahan yang dihadapi petani di Sidoarjo, hampir sama dengan petani lainnya. Yakni soal irigasi, pupuk, hama dan penjualan hasil panen.
Diketahui, saat panen, petani kerap kesulitan menjual padi. Sehingga mau tidak mau, hasil panen dijual ke tengkulak dengan harga murah. "Mesti ada upaya agar hasil pertanian dari Sidoarjo juga dikonsumsi warga Sidoarjo. Karena itu, khittoh Sidoarjo sebagai wilayah pertanian akan kita kembalikan," ungkap BHS saat berdialog dengan petani Jatikalang, Krian.
Baca Juga: MSI Simulasikan Pasangan Kandidat Pilkada Sidoarjo 2024, ini Elektabilitasnya
Sementara itu, salah satu petani Bendotretek yang juga pengurus Gapoktan setempat, berharap BHS bisa membantu para petani mendapatkan pupuk saat masa tanam padi dalam beberapa hari. "Kami berharap pak BHS memberi perhatian masalah pupuk ini," ungkapnya.
Para petani Bendotretek berharap BHS nantinya juga membenahi saluran tersier untuk mengairi sawah-sawah milik para petani. "Kalau sekarang ini, kami sudah mengasuransikan tanaman agar kalau gagal panen tidak rugi. Alhamdulillah kalau nanti pak BHS bakal memberi subsidi untuk asuransi pertanian," tandas petani ini. (sta/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News