GRESIK, BANGSAONLINE.com - Program Kartu UMKM Bangkit yang disiapkan Cabup-Cawabup Gresik Moh. Qosim-Asluchul Alif (QA) menjadi pembicaraan sentral sampai di kalangan para perajin alat musik rebana di Kecamatan Bungah. Program tersebut diapresiasi para perajin alat musik rebana.
Qosim-Alif sendiri siap menampung keluhan para perajin rebana, terkait sulitnya menembus pasar nasional. Qosim-Alif bakal membentuk tim pendampingan dari dinas terkait untuk membantu pemasaran.
Baca Juga: Bupati Gresik Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Ketua PDIP Gresik: DPP Perintahkan Tegak Lurus
"Pemasaran akan dilakukan secara langsung mempertemukan penjual dan pembeli, juga melalui pasar marketplace dan aplikasi penjualan digital yang akan dibangun oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Kabupaten Gresik," ujar Qosim yang diangguki Alif saat berkunjung ke sentra perajin rebana di Bungah, Rabu (11/11/2020).
Qosim maupun Alif menyatakan siap untuk memajukan perajin rebana untuk go nasional. "Nantinya kami fasilitas dengan kartu UMKM Bangkit yang target awal beredar di pasaran luar jawa, hingga nasional pusat," pungkas Alif.
Di Desa Bungah, Kecamatan Bungah ada puluhan perajin rebana. Mereka menggantungkan hidupnya memproduksi alat musik rebana. Namun, rebana produksi Bungah ini sudah mulai mengalami penurunan pasar di Pulau Jawa.
Baca Juga: Bupati Gresik Ikut Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, Anha: Dia Bupati Golkar
"Biasanya yang order dari toko di Jawa Surabaya dan Gresik banyak, sampai 10 lebih. Kini sedikit, lima paling banyak. Yang dominan order dari pelanggan luar Pulau Jawa," ungkap Supeno, perajin asal Dusun Kaliwot Desa Bungah, Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik.
Karena itu, ia berharap kepada Qosim dan Alif untuk memudahkan pengiriman paket rebana yang dipamerkan di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan dan Sumatera. "Apalagi masa pandemi ini, kegiatan seni sepi. Namun perlahan sudah mulai ada kegiatan seni lagi dan omzet pun kembali lagi dengan Rp 15 juta per bulan," ujarnya.
Pria usia 55 tahun yang mulai bergelut dalam usaha rebana sejak tahun 2010 itu mengaku bisa menciptakan rebana mulai bas dan lainnya 20 biji sampai 30 biji rebana per harinya. "Itu jika tidak ada hujan turun. Jika musim hujan seperti ini harus mikir-mikir lagi," terangnya.
Baca Juga: Digelar 26 Februari, Tempat Pelantikan Gus Yani-Bu Min Tunggu Hasil Rapat dengan Gubernur
Dia berharap, usaha rebana yang ditekuni yang terhitung 10 tahun itu lancar pengiriman. "Kami mohon kepada Pak Qosim dan Mas Alif dibantu proses pengiriman ke luar Jawa lancar dan masif. Sebagai modal peningkatan produksi ini," harap Supeno. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News