SIDOARJO (BangsaOnline) - Masih ingat dengan misteri kemunculan Alquran raksasa di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, pertengahan Januari lalu? Asal-usul Alquran yang sempat menggegerkan masyarakat itu akhirnya terkuak.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sidoarjo menegaskan Alquran itu tidak jatuh dari langit. Cerita tersebut hanya karangan belaka Anang Asriyanto, si penemu Alquran raksasa.
Baca Juga: Al-Qur'an Raksasa di Sidoarjo Akhirnya Dimusnahkan
Ketua MUI Sidoarjo Usman Bahri mengatakan pelaku mengakui semua perbuatannya bahwa keberadaan Al-Qur'an bukan fenomena gaib, bukan turun dari langit.
Anang membeli Alquran itu dari warga Cangkring, kecamatan Candi seharga Rp 42 Juta. Al-Qur'an itu selanjutnya dijatuhkan pada saat acara istiqhosah sedang digelar disamping rumah Anang.
Awalnya, Anang mengklaim Al-Qur'an dengan berat dua kwintal, panjang dua meter serta lebar dua meter lebih tiba-tiba muncul di kamar rumahnya. Ia mengaku tidak tahu siapa yang menaruh Al-Qur'an itu di kamar.
Baca Juga: MUI Sidoarjo Belum Musnahkan Al-Qur’an Raksasa
Menyusul penemuan tersebut, MUI Sidoarjo turun tangan. Sehari sesudah penemuannya, Al-Qur'an tersebut diamankan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat agar tidak menimbulkan penafsiran yang aneh-aneh di kalangan masyarakat.
Majelis Ulama Indonesia akhirnya memutuskan membakar Al-Qur'an tersebut. Sebelumnya mereka telah melakukan pertemuan bersama para ulama, perwakilan pemerintah daerah dan pelaku atau pemilik rumah Anang Asriyansah.
Dari hasil rapat, semuanya sepakat Al-Qur'an itu dimusnahkan. Karena ditemukan banyak kesalahan kalimat dan harokat, juga penyusunan juz.
Baca Juga: Rumah Pemilik Al-Qur'an Raksasa Di Police Line, Al-Qur'an Diamankan
"Selain itu agar tidak menimbulkan kemusyrikan," ujar Ustaz Usman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News