TULISAN INI TELAH MEMENANGKAN LOMBA KARYA JURNALISTIK PEMKOT SURABAYA 2020 KATEGORI MEDIA CETAK DENGAN PREDIKAT JUARA HARAPAN 1
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ponsel salah satu staf Pemerintah Kota Surabaya berdering, 4 Maret 2020 lalu. Ada informasi; dua penumpang kapal pesiar Viking Sun yang suspect Coronavirus 2019 (Covid-19) akan bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak dengan 1.300 penumpang dari Australia dan Inggris.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
Dalam hitungan kasar, akan ada dolar atau poundsterling dari saku para wisatawan itu, yang akan menambah pundi-pundi pendapatan daerah.
Buru-buru, staf itu melapor ke atasannya soal rencana kedatangan kapal berbendera Norwegia itu. Saat itu, sang atasan tengah berada di Kota Solo untuk menerima gelar kehormatan dari Keraton Kasunanan Surakarta.
Alih-alih berfikir devisa. Dengan tegas, pimpinan itu menolak kapal pesiar tersebut bersandar di wilayahnya. Alasannya, jelas. Lebih baik melindungi 3 jutaan warga Surabaya daripada tertular Covid-19. Ini dilakukan untuk meminimalisir potensi kontaminasi dari sumber-sumber yang sudah terinfeksi.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Dialah, Tri Rismaharini. Wali kota perempuan pertama di Surabaya yang tegas menolak kedatangan kapal pesiar itu.
Sikap tegasnya itu, menyiratkan keberanian Residen Sudirman yang pernah menolak kapal perang berbendera Inggris bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak, sebelum akhirnya pecah pertempuran heroik 10 November 1945.
Dalam catatan sejarah, Residen Sudirman menolak armada kapal akan yang merapat di Tanjung Perak. Terdiri dari kapal transport bernama: “Wavenley”, “Mlaika”, “Assidios”, “Floristan” dan beberapa kapal lagi yang dilindungi oleh kapal perang Inggris.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
Peristiwa penolakan kapal pesiar itu, dilakukan wali kota yang akrab disapa Risma, sebelum virus Covid-19 menjadi sebuah pandemi. Perang melawan Corona terus berlanjut, ketika kondisinya memprihantinkan. Taman Surya di Halaman Balai Kota Surabaya, disulap menjadi posko pertahanan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam perang melawan covid-19.
Menkes Letjen TNI (Purn) Dr dr Terawan Agus Putranto juga sempat sidak ke Posko Covid-19 pada 2 Juli lalu. "Ini seperti operasi militer. Luar biasa Bu Risma,” ungkap Menkes Terawan saat itu.
Di posko Covid-19 tersebut, Risma bisa bebas berkoordinasi dengan jajarannya lebih aman karena tempatnya terbuka. Baik itu koordinasi soal penyemprotan disinfektan di berbagai titik, up date pasien Covid-19, penerimaan bantuan, dan lain sebagainya. Berbulan-bulan Risma berikut jajaran, ngantor di posko itu.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
Di bagian dapur umum posko Covid-19, segenap jajaran Pemkot Surabaya bahu membahu membuat minumantradisional pokak, serta telur rebus yang diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh (imun). Minuman pokak tersebut merupakan racikan Wali Kota Risma sendiri yang dibagikan ke warga serta orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Itu memang sekelumit gambaran sepak terjang seorang wali kota di Surabaya, dalam menjaga serta melindungi warganya dari serangan pandemi Covid-19. Sebuah totalitas dan loyalitas tanpa batas yang tak kenal lelah demi kemaslahatan bersama.
Pandemi covid-19 ini seakan menjadi ujian terakhir bagi kepemimpinan Presiden United Cities and LocalGovernments (UCLG) Asia Pacific (Aspac) sebelum mengakhiri masa jabatannya yang akan habis pada Februari 2021 mendatang.
Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Menangkan Persaingan Global
(Wali Kota Risma saat memberikan motivasi kepada pelajar sekolah di Taman Sejarah Jalan Rajawali Surabaya, Oktober 2019. foto: dok. humas pemkot surabaya)
Baca Juga: Eri Cahyadi Terbitkan SE Larangan Judi Online di Lingkungan Pemkot Surabaya
Surabaya memang sudah lama merindukan pemimpin berani dan tegas serta bisa menyatukan seluruh warganya, seperti yang terjadi pada pertempuran 10 November 1945. Saat itu, Bung Tomo dengan menggelorakan takbir serta pekik "Merdeka". Membakar semangat Arek-arek Suroboyo untuk menghadapi tentara Inggris yang berusaha menduduki dan menguasai Kota Surabaya.
Seakan ingin mengulang sejarah, kini Risma hadir menggugah kesadaran Arek-arek Suroboyo. Secara rutin, dia berkeliling ke sekolah-sekolah membakar semangat dengan memberi motivasi. Hal ini untuk menyiapkan anak-anak Surabaya menghadapi era persaingan global.
Dalam memotivasi serta membangkitkan semangat juang bagi para pelajar tersebut, alumni SMPN 10 Kota Surabaya ini tidak sendiri. Dia bersama jajaran juga melibatkan para Veteran Pejuang RI melalui Sekolah Kebangsaan. Sebuah agenda tahunan yang dihadiri oleh ratusan pelajar dari tingkat SD dan SMP se Kota Surabaya.
Baca Juga: Siapkan Skema Pemanfaatan Wisma Karanggayam, Eri Berharap Bisa Angkat Performa Persebaya
Dengan duduk lesehan, mereka mendengar cerita-cerita yang memiliki nilai-nilai kejuangan para pahlawan dari Wali Kota Risma. Ia tampil sebagai seorang guru yang berkisah tentang perjuangan para pahlawan saat mengusir penjajah. Hal ini agar anak-anak tahu bahwa kemerdekaan yang diraih bukan karena diberi, tetapi merupakan buah dari perjuangan para pahlawan.
Risma sadar, bila bangsa ini ingin menang dalam persaingan di era globalisasi, SDM-nya harus kuat. Berdasarkan hasil penelitian, negara yang maju adalah negara yang memiliki SDM bagus adalah modal utama, kemudian modal (keuangan), baru sumber daya alam (SDA).
"Meskipun Kota Surabaya tidak memiliki SDA, kita bisa menang dalam persaingan global dengan SDM yang bagus. Kita bisa contoh Singapura. Peningkatan SDM tidak bisa kita elakkan untuk memenangkan persaingan," ujar Risma.
Baca Juga: Cegah Judi Online, Pemkot Surabaya Siapkan Surat Edaran dan Sosialisasi ke Sekolah
Kemudian, pemberian beasiswa bagi siswa dari keluarga yang kurang mampu juga dilakukan. Dengan menggandeng sebanyak 36 perusahaan/lembaga terkait Corporate Social Responsibility (CSR), Risma telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) beasiswa pendidikan bagi siswa dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Jenjang SMP pada awal September lalu.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Supomo mengatakan, berdasarkan data MBR yang tercatat, ada sekitar 13 ribu anak yang menerima intervensi bantuan berupa beasiswa itu. Mereka terdiri dari siswa keluarga MBR jenjang SMP.
Di bidang ekonomi, Pemkot Surabaya sudah menyiapkan berbagai program untuk mencapai kemajuan ekonomi yang kuat dalam menghadapi persaingan global, salah satunya program pemberdayaan perempuan Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda yang dibentuk sejak 2010 ini.
"Pejuang dulu melawan penjajah dengan senjata, sekarang kita berjuang melawan kemiskinan dan kebodohan. Ini memang berat. Tapi kalau tidak kita lawan, warga Kota Surabaya hanya bisa menjadi penonton," tegas wanita kelahiran Kediri 58 tahun ini.
Risma juga mengungkapkan, rencananya selama satu tahun terakhir kepemimpinannya jadi Wali Kota Surabaya, dia ingin memberikan motivasi kepada warganya supaya tidak pernah menyerah dalam kondisi apapun. “Tujuan saya memang untuk membangun motivasi. Tidak ada gunanya saya bangun Surabaya bagus-bagus, tapi manusianya tidak mendapatkan apa apa,” ungkapnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, indeks pembangunan manusia (IPM) di Kota Surabaya mencapai 82,22 persen, termasuk tertinggi di Jawa Timur pada 2019. Artinya, kualitas hidup warga Surabaya menjadi yang tertinggi di provinsi Jatim. Angka ini naik dari periode 2018 dengan capaian 81,74 persen. Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun, dan Kabupaten Sidoarjo tercatat memiliki IPM berkategori sangat tinggi.
Lahirkan Pahlawan Olahraga Kelas Dunia
(Wali Kota Risma menjajal lapangan olahraga di Tambak Asri bersama Kombes Pol Johnny Eddizon Isir usai peresmian, Agustus 2020. foto: dok. humas pemkot surabaya)
Beruntung dan bersyukur, dua kata ini cukup mewakili perasaan warga Surabaya karena telah dipimpin Tri Rismaharini. Wali kota perempuan pertama sepanjang sejarah perjalanan Kota Surabaya, sejak masa pemerintahan Hindia-Belanda hingga pasca Kemerdekaan RI.
Segalanya telah dipersiapkan Risma bersama jajaran Pemkot Surabaya demi mewujudkan keamanan, ketertiban, kenyamanan, serta kesejahteraan warganya ini. Mulai dari pemberian permakanan untuk lansia, susu serta makanan tambahan (PMT) bagi anak-anak PAUD hingga SMP, kemudahan pelayanan publik, call center 122, hingga penempatan petugas Linmas di sejumlah titik rawan selama 24 jam.
Berbagai fasilitas umum pun ia bangun bersama jajarannya. Mulai dari ratusan lapangan olahraga hingga ratusan taman dengan berbagai tema yang tersebar di seluruh penjuru kota.
Dengan dibangunnya ratusan lapangan olahraga itu, bisa dipakai warga khususnya oleh anak-anak Surabaya agar ada kegiatan positif. "Jika anak-anak dialihkan ke hal-hal positif, maka mereka tidak sempat untuk berpikir negatif. Karena itu kita memberikan ruang-ruang positif seperti lapangan futsal ini untuk anak-anak kita," ujar alumni SMAN 5 Surabaya ini.
Ditambah lagi, Pemkot Surabaya tiap tahun menggelar Pormaskot (Pekan Olahraga Masyarakat Kota) sejak 2012. Pormaskot adalah ajang olahraga yang mempertandingkan 8 cabor (cabang olahraga) antar kecamatan se-Kota Surabaya. Tujuannya untuk memupuk dan meningkatkan rasa persatuan, persahabatan, dan persaudaraan antar warga Kota Surabaya. Tak ada lagi permusuhan atau tawuran antar kelurahan maupun kecamatan.
“Korelasinya, ke Porprov dan PON, minimal kita bisa dapat bibit (atlet) baru," bebernya.
Risma berharap, kelak Surabaya melahirkan atlet-atlet yang bisa berprestasi, baik di tingkat lokal, regional, nasional, bahkan internasional. Menjadi pahlawan di bidang olahraga karena telah berhasil mangharumkan nama bangsa di kancah internasional. “Itu akan sangat luar biasa apabila dia mampu berprestasi dan bisa membawa nama harum Surabaya,” harap istri Djoko Saptoadji ini.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Afghani Wardana menyebut, Pemkot Surabaya hingga November 2020 ini telah membangun sebanyak 599 lapangan olahraga. Dari jumlah itu, paling banyak dibangun yakni lapangan bola basket sebanyak 173 buah, futsal 168 buah, dan voli 128 buah. Kemudian lapangan sepak bola, bulutangkis, tenis, wall climbing, hingga lintasan atletik di Lapangan Thor.
Juga lapangan sepatu roda, lapangan hockey, lapangan softball, sirkuit balap motor dan drag race yang ada di sekitar Gelora Bung Tomo (GBT), hingga pembangunan kolam renang di wilayah Jambangan Baru Selatan. Ia berharap kolam renang tersebut dapat menjadi tempat bagi anak-anak Surabaya untuk berlatih renang.
Saat ini, Pemkot Surabaya tengah membangun Museum Olahraga yang proses pengerjaannya sudah mencapai 90 persen. Tujuan mendirikan Museum olahraga ini supaya bisa menginspirasi dan membangkitkan serta menggugah semangat anak-anak Surabaya bisa berprestasi juga seperti para seniornya terdahulu.
Museum tersebut didirikan, karena banyak atlet olahraga asal Surabaya yang telah menorehkan prestasi tingkat dunia. Sebut saja, atlet-atlet bulutangkis seperti Rudi Hartono, Alan Budi Kusuma, Minarti Timur dan lain-lain. Di Panahan, ada Lilies Handayani. Henny Maspaitella sang legenda atletik. Jeane Taroreh sang legenda karate, hingga Ronald Mamarimbing sang legenda panjat tebing.
Harumkan Surabaya di Kancah Internasional
(Wali Kota Risma menyalami Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan di sela-sela International Forum of Women in Local Government di Ankara, Desember 2019. foto: kbri ankara)
Menjadi wali kota Surabaya, tidak menjadikan seorang Tri Rismaharini suka bekerja di belakang meja. Fakta justru berbicara sebaliknya. Dia malah terlihat lebih sering turun ke lapangan sepanjang karirnya. Baik saat cuaca panas, hujan, hingga banjir sekalipun, tak dipedulikannya.
Bahkan saat cedera pada kedua kakinya akhir Desember 2018 lalu, tak menghentikan langkahnya ke lapangan meski memakai kursi roda. Tidak berlebihan jika semangat Risma dalam bekerja ini digambarkan layaknya Jenderal Besar Sudirman yang ditandu ke mana-mana karenasakit, dengan tetap memimpin pasukan dalam perang gerilya.
Akibat achilles tendon sobek pada kedua kakinya itu, praktis sepanjang tahun 2019 aktivitas Risma banyak dihabiskan di ataskursi roda. Seperti saat sidak perbaikan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk persiapan Piala Dunia U-20, meresmikan lapangan olahraga, hingga memantau perbaikan jalan. Meski ada kalanya, dia juga beraktivitas tanpa menggunakan kursi roda.
Atas segala upaya yang telah dilakukan Risma bersama jajarannya dalam membangun Kota Surabaya, dia pun diganjar ratusan penghargaan. Jerih payahnya mulai mendapat pengakuan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengungkapkan, Wali Kota Risma telah meraih 318 penghargaan. Rinciannya; 285 penghargaan nasional, dan 33 penghargaan tingkat internasional. Penghargaan selama dua periode kepemimpinan Risma sejak pertama kali dilantik pada tanggal 28 September 2010 kemudian menyambung pada 28 September 2015 hingga kini.
Sebut saja, penghargaan kota terbaik se-Asia Pasifik versi Citynet pada 2012, penghargaan Kota Berkelanjutan ASEAN-Enviromentally Award 2012, nominasi 10 wanita paling inspiratif 2013 versi Majalah Forbes, serta meraih dua kategori penghargaan tingkat Asia-Pasifik dalam ajangFutureGov Award 2013 yang berhasil menyingkirkan 800 kota lainnya di Asia-Pasifik.
Pembangunan Taman Bungkul juga mendapatkan penghargaan the Asian Townscape Award dari PBB pada 2013. Penghargaan bergengsi dari London Summit Leaders dalam kategori innovative City of the Future pada 2014, penghargaan Mayor's Recognition Awards (MRA) atau Wali Kota Terbaik Dunia dari The Eastern Regional Organisation for Planning and Human Settlements (EAROPH) 2014.
Kemudian penghargaan Women Empowerment Award (WEA) di Singapura pada 2019. WEA merupakan sebuah penghargaan dari media China bernama Her Times yang berbasis di Singapura.
Risma dinilai telah berhasil memberdayakan kaum perempuan lewat Program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda. Masih banyak lagi penghargaan lainnya.
Atas keberhasilan Risma soal pemberdayaan perempuan tersebut, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun juga kepincut, hingga mengundangnya menjadi keynote speaker dalam forumnya yang bertajuk "International Forum of Women in LocalGovernments" pada 11-12 Desember 2019 di Kota Ankara.
Keberhasilannya dalam pengelolaan sampah plastik, Risma mendapat pujian langsung dari Pangeran Charles, Putra Mahkota Kerajaan Inggris pada 2017 lalu. Pangeran Charles menilai, kebijakan pengelolaan sampah plastik di Surabaya bisa jadi percontohan tingkat internasional.
Keberhasilan Risma berikut jajarannya dalam mengelola sampah dan banjir, Surabaya berhasil meraih penghargaan Kota Favorit dalam ajang The Guangzhou International Award 2018 di Guangzhou, China. Wali Kota Risma yang menerima langsung penghargaan bergengsi tersebut dari Pemerintah Kota (Pemkot) Guangzhou.
Tidak ketinggalan, sekelas Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Salman bin Albudaziz al Saud, juga turut mengundang Risma ke Kota Madinah pada 9-10 Mei 2018. Seperti dikutip bangsaonline.com, Risma menuturkan bahwa Raja Salman mengundang dirinya dalam rangka acara internal yang digelar oleh pemerintah Arab Saudi. Dia diminta menjadi pembicara tentang negara berkesejahteraan.
Segudang penghargaan itu bagi ibu dari Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni, bukanlah tujuan utamanya. Melainkan kesejahteraan masyarakat yang paling penting. Semua yang telah dilakukan bersama jajarannya, adalah wujud kecintaannya terhadap warganya terutama anak-anak Surabaya. Termasuk keberaniannya menutup lokalisasi Dolly pada 19 Juni 2014 hingga menjadi sorotan dunia, hanya semata-mata untuk masa depan anak-anak Surabaya. (ian/rus)
(Wali Kota Risma foto bersama anak-anak, usai meresmikan sentra pasar burung dan batu akik di eks Lokalisasi Dolly, Oktober 2020. foto: yudi a/harian bangsa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News