ACEH BESAR, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, mengaku berdoa selama 5 tahun sebelum menemukan tanah untuk mendirikan Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.
"Saya hanya punya uang Rp 20 juta," kata Kiai Asep saat jadi pembicara dalam Pelantikan dan Seminar Nasional PC Pergunu Aceh Besar, Kamis (24/12/2020).
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Hadir dalam acara itu, Ketua PWNU Aceh Tgk H. Faisal Ali yang sekaligus membuka acara.
Kiai Asep yang dikenal sebagai ulama miliarder tapi dermawan ini bercerita, saat itu hanya berdoa dan tak berusaha untuk mencari tanah. "Saya hanya berdoa agar diberi tanah di pinggir jalan, ada airnya mengalir dan jaraknya kira-kira satu jam dari Surabaya," kata Kiai Asep di depan para guru dan pengurus PC Pergunu Aceh Besar yang baru dilantik.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Ternyata, tutur Kiai Asep, seorang temannya mengajak ke Pacet Mojokerto. Temannya itu menunjukkan ada tanah yang akan dijual. Kiai Asep merasa cocok. "Semua kriteria dalam doa saya kok ada semua," tutur Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, si pemilik tanah menawarkan harga Rp 500 juta. "Ya saya iyakan saja. Saya gak nawar. Wong saya gak punya uang. Saya hanya punya uang Rp 20 juta. Masak gak punya uang nawar," tutur Kiai Asep sembari tertawa.
Di luar dugaan, si pemilik tanah ternyata mau menerima uang yang cuma Rp 20 juta itu. Sisanya, kata Kiai Asep, ditambahi mobil Kijang yang baru dikredit. Mobil itu seharga Rp 155 juta. Tapi oleh Kiai Asep dihargai Rp 135 juta.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
"Sisanya saya janji satu tahun," tuturnya.
Dari tanah itulah, Kiai Asep lalu mendirikan pondok pesantren yang kemudian diberi nama Amanatul Ummah.
Saat itu, kata Kiai Asep, sedang gandrung-gandrungnya orang mendirikan Rintisan Sekolah atau Madrasah Bertaraf Internasional. Tapi Kiai Asep tak pakai istilah rintisan. Tapi langsung Sekolah Bertaraf Internasional.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Padahal, kata Kiai Asep, papan namanya kayak papan nama NU tingkat ranting.
Murid awal jumlahnya 48 orang. Semula 49 orang. "Tapi satu orang mengundurkan diri," kata Kiai Asep. Para murid itu pintar-pintar.
Sehingga sekolah yang didirikan Kiai Asep banyak menarik minat para orang tua untuk menyekolahkan di pesantren yang baru berdiri itu.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
"Saya akhirnya menyewa rumah penduduk untuk ruang kelas baru," tutur Kiai Asep sembari menegaskan bahwa rumah itu seperti kandang ayam karena gak ditempati.
Ternyata inilah awal sukses Kiai Asep. Hanya dalam waktu sekejap, santrinya membludak.
"Sekarang baru 14 tahun. Tapi santri saya sudah 12 ribu orang. Di Surabaya 2.000. Di Pacet 10.000," tutur Kiai Asep yang disambut tepuk tangan.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Lalu apa kunci sukses Kiai Asep dalam mengelola pendidikan? "Akhlak," kata Kiai Asep. Yaitu akhlak al-Quran.
Selain itu? "Harus ikhlas," tegas Kiai Asep.
Ia mengaku saat berkhidmat di NU ia total. "Saya dulu kan pernah menjadi Ketua PCNU Kota Surabaya," kata Kiai Asep.
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
"Saat berkhidmat di NU saya tak pernah berkalkulasi," tambahnya. Bahkan saking ikhlasnya, ia lebih banyak mengeluarkan uang pribadi untuk pengembangan organisasi NU. Karena itu banyak yang nangis ketika ia tak menjadi ketua NU.
"Di depan kantor PCNU Surabaya itu ada orang penjual soto. Saat saya jadi ketua NU dulu banyak yang beli sotonya. Karena di kantor NU selalu ramai," tuturnya sembari mengatakan dirinya selalu mentraktir orang-orang yang makan soto di situ.
Begitu Kiai Asep tak menjabat ketua PCNU pembeli soto sepi sampai akhirnya tak jualan di situ lagi.
Baca Juga: Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
Menurut Kiai Asep, sukses yang kini diraih tak lepas dari amalan dan sedekah yang ia lakukan sebelumnya. Ia bercerita bahwa ia pernah merintis pinjaman tanpa bunga. Tapi ternyata praktiknya sulit ditagih sehingga akhirnya diikhlaskan untuk sedekah. Ternyata semua itu penuh berkah.
Selain itu, menurut Kiai Asep, sukses dirinya juga tak lepas dari salat malam. Karena itu, ia mengajak para guru dan pengurus Pergunu Aceh Besar yang baru dilantik mengikuti jejaknya. Yaitu selalu ikhlas dalam mendidik dan mengembangkan pendidikan sesuai karakter guru yang mukhlis.
"Sebagai guru kita harus ikhlas," katanya sembari mencontohkan dirinya yang semula hanya guru SMP swasta tapi kemudian jadi guru besar yang pengukuhan profesornya dihadiri Presiden Jokowi.
Selain itu, menurut Kiai Asep, juga aktif salat malam dan bersedekah. "Saya kan ditulis oleh Pak Mas'ud Adnan sebagai kiai miliarder yang loman (dermawan)," katanya.
Sementara Ketua PC Pergunu Aceh Besar Tgk Khasanda saat menyampaikan sambutan mengaku siap menjalankan tugas sebagai ketua Pergunu sehingga organisasi yang dipimpinnya berkembang maksimal dan sesuai harapan para guru.
Seperti diberitakan bangsaonline.com, Kiai Asep dan rombongan berada di Aceh sudah dua hari, yaitu sejak Rabu (23/12/2020) kemarin. Kiai Asep sempat dijamu makan malam di Pendopo Gubernur Aceh.
Lalu pada Kamis (24/12/2020), selain melantik PC Pergunu Aceh Besar, Kiai Asep dan rombongan ziarah ke makam Syaikh Kuala, yakni Syaikh Abdurrouf As-Sinkili. Usai dari makam waliyullah ini, Kiai Asep dan rombongan salat jamaah maghrib di Masjid Baiturrahman Banda Aceh. Lalu meneruskan ziarah ke makam Habib Abu Bakar.
Rencananya, Jumat (25/12/2020) pagi Kiai Asep akan melantik PC Pergunu Banda Aceh di Balai Kota Banda Aceh.
Selama di Aceh, Kiai Asep selain didampingi Ketua PW Pergunu Aceh Muslem Hamdani, Ketua PC Pergunu Aceh Besar Khasanda. dan pengurus Pergunu yang lain, juga didampingi Wakil Rektor UIN Ar-Raniri Dr Saifullah.
Sementara rombongan Kiai Asep terdiri dari KH Fathurrohman, Wakil Ketua PCNU Surabaya, M Mas'ud Adnan, owner HARIAN BANGSA dan bangsaonline.com, Mohammad Santoso, anggota DPRD Mojokerto, dan Dr. Fadly Usman, dosen Universitas Brawijaya Malang. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News