BANDA ACEH, BANGSAONLINE.com - Prof Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., mengaku sangat damai dan tenteram selama berada di Aceh. “Saya jujur, saya ini kiai, tak mungkin bohong. Saya merasakan damai dan tenteram selama berada di Aceh,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim saat menyampaikan paparan di depan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H. Warul Alidin AK, MA, di Aula Rektorat UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Jumat (25/12/2020) malam.
Dalam acara itu selain dihadiri Rektor UIN Ar-Raniry juga hadir para civitas akademika, antara lain Wakil Rektor (Warek) UIN Ar-Raniry Dr. Saifullah Idris. Warek inilah yang selalu mendampingi Kiai Asep selama 4 hari di Aceh, mulai Rabu (23/12/2020) hingga Sabtu (26/12/2020) pagi.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Kiai Asep yang memiliki 10 ribu santri itu mengaku sudah bepergian ke berbagai negara, baik negara sekuler maupun negara agama. Tapi pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu tak pernah menemukan kedamaian dan ketenteraman seperti di Aceh.
“Suasana seperti ini hanya saya temukan di Rabat Maroko,” kata Kiai Asep yang oleh Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN, dijuluki sabagai Kiai Besar Bin Kiai Besar.
Karena itu, Kiai Asep yang dikenal sebagai ulama miliarder tapi dermawan itu minta para civitas akademika UIN Ar-Raniry menjadi pelopor utama dalam menjadikan Aceh sebagai percontohan nasional, baik dalam pengembangan dakwah maupun peradaban Islam, di samping pembagunan Provinsi Aceh.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Menurut Kiai Asep, perangkat aturan dan undang-undang yang berbingkai syariah Islam sudah ada. Tinggal bagaimana membuktikan kepada masyarakat nasional – bahkan internasional – bahwa provinsi berbasis syariah Islam bisa maju, makmur, dan yang penting lagi: santun, damai, dan menenteramkan sesuai dengan ajaran al-Quran.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu berkali-kali mengaku sangat damai dan tenteram di Aceh. "Tidak seperti yang diberitakan selama ini. Saya merasakan sangat damai dan tenteram di Aceh,” kata putra salah satu ulama pendiri NU, KH Abdul Chalim Luwinmunding Jawa Barat itu.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Kiai Asep juga memuji para tokoh dan masyarakat Aceh yang sangat menghormati tamu. Menurut dia, budaya menghormati tamu itu sesuai dengan ajaran Islam yang dicontohkan Rasullah SAW.
Ia mengaku bersyukur bisa datang ke Aceh. Menurut dia, selama ini ia pernah ke Aceh, tapi hanya berada dalam pesawat, tidak turun. "Saat pergi umroh. Pesawat mengisi bahan bakar di Aceh,” kata Kiai Asep sembari tertawa.
Kiai Asep sempat bercerita tentang sejarah awal pendirian Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang kini memiliki santri dari 9 negara. "Selama 5 tahun saya berdoa di tempat-tempat istijabah," tuturnya. Ia minta agar Allah SWT memberi tanah di pinggir jalan kecil, yang ada air mengalir dan jaraknya sekitar 1 jam dari Surabaya.
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Ia mengaku tak berusaha mencari tanah, ia hanya berdoa agar Allah yang menentukan. Ternyata ia diberi tanah di Pacet Mojokerto. Menurut KIai Asep, temannya mengajak ke Pacet Mojokerto. Ia menunjukkan ada tanah yang akan dijual. Kiai Asep merasa cocok. "Semua kriteria dalam doa saya ada semua," tutur Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, si pemilik tanah menawarkan harga Rp 500 juta jika kepada orang lain. Tapi kepada Kiai Asep hanya minta Rp 300 juta. "Ya saya iyakan saja. Saya gak nawar. Wong saya gak punya uang. Saya hanya punya uang Rp 20 juta. Masak gak punya uang nawar," tutur Kiai Asep sembari tertawa.
Di luar dugaan, si pemilik tanah mau menerima uang yang cuma Rp 20 juta itu. Sisanya, kata Kiai Asep, ditambahi mobil Kijang yang baru dikredit. Mobil itu seharga Rp 155 juta. Tapi kemudian disepakati seharga Rp 135 juta.
Baca Juga: Kiai Asep Yakin Mubarok Menang dalam Pilkada Mojokerto 2024, Inilah Target Kemenangannya
"Sisanya saya janji satu tahun," tuturnya.
Dari tanah itulah, Kiai Asep lalu mendirikan pondok pesantren yang kemudian diberi nama Amanatul Ummah.
Baca Juga: Kagumi Prestasi Amanatul Ummah, Kementerian Pendidikan Malaysia Studi Banding ke Pacet Mojokerto
Saat itu, kata Kiai Asep, sedang gandrung-gandrungnya orang mendirikan Rintisan Sekolah atau Madrasah Bertaraf Internasional. Tapi Kiai Asep tak pakai istilah rintisan. "Langsung Sekolah Bertaraf Internasional," katanya.
Padahal, kata Kiai Asep, papan namanya seperti papan nama NU tingkat ranting.
Murid awal jumlahnya 48 orang. Tapi mereka pintar-pintar. Sehingga sekolah yang didirikan Kiai Asep banyak menarik minat para orang tua untuk menyekolahkan di pesantren yang baru berdiri itu.
Baca Juga: Gus Nasrul: Banyak Sarjana Muslim yang Belum Paham Salat
"Saya akhirnya menyewa rumah penduduk untuk ruang kelas baru," tutur Kiai Asep sembari menegaskan bahwa rumah itu seperti kandang ayam karena gak ditempati.
Ternyata inilah awal sukses Kiai Asep. Hanya dalam waktu sekejap, santrinya membludak. Pondok Pesantren Amanatul Ummah yang didirikan pada 2006 itu kini memiliki 10 ribu santri.
Seperti diberitakan bangsaonline.com, Kiai Asep dan rombongan berada di Aceh selama 4 hari, mulai Rabu (23/12/2020) hingga Sabtu (26/12/2020) pagi.
Baca Juga: Menteri Sandiaga Uno Gunting Pita Monumen KH Abdul Chalim, Resmikan Desa Wisata Religi Leuwimunding
Kiai Asep dan rombongan sempat dijamu makan malam di Pendopo Gubernur Aceh. Dalam jamuan makan malam itu, Kiai Asep dan rombongan ditemui Kepala Dinas Syariah Islam Aceh Dr. Emka Elidar mewakili Gubernur Aceh yang berhalangan hadir.
Lalu pada Kamis (24/12/2020), Kiai Asep melantik PC Pergunu Aceh Besar. Dalam acara itu Kiai Asep juga jadi pembicara seminar bersama Ketua PWNU Aceh Tgk H Faisal Ali.
Kiai Asep dan rombongan lalu ziarah ke makam Syaikh Kuala, yakni Syaikh Abdurrouf As-Sinkili. Usai dari makam waliyullah ini, Kiai Asep dan rombongan salat jamaah maghrib di Masjid Baiturrahman Banda Aceh. Lalu meneruskan ziarah ke makam Habib Abu Bakar.
Pada Jumat (25/12/2020) pagi, Kiai Asep melantik PC Pergunu Banda Aceh di Balai Kota Banda Aceh. Hadir dalam acara itu Pj Sekda Banda Aceh Muzakkir, mewakili Walikota Banda Aceh.
Selama di Aceh, Kiai Asep didampingi Ketua PW Pergunu Aceh Muslem Hamdani, Ketua PC Pergunu Aceh Besar Khasanda. Ketua PC Pergunu Banda Aceh Fahrul Rizal dan pengurus Pergunu yang lain, disamping Wakil Rektor UIN Ar-Raniri Dr Saifullah Idris.
Rombongan Kiai Asep terdiri dari KH Fathurrohman, Wakil Ketua PCNU Surabaya, M Mas'ud Adnan, owner HARIAN BANGSA dan bangsaonline.com, Mohammad Santoso, anggota DPRD Mojokerto, dan Dr. Fadly Usman, dosen Universitas Brawijaya Malang. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News