KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kawasan hutan di Pegunungan Wilis kini berada dalam kondisi kritis. Hal tersebut diungkapkan oleh Tofan Ardi, Ketua Umum Pelestari Kawasan Wilis (Perkawis) Tunggal Rogo Mandiri (Tulungagung, Nganjuk, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, dan Kediri).
Ia mengatakan bahwa kelestarian kawasan Wilis merupakan tanggung jawab bersama sebagai bagian dari perubahan untuk mengembalikan Wilis menjadi Benteng Ketahanan Ekologi, Benteng Ketahanan Bencana, dan Benteng Ketahanan Ekonomi.
Baca Juga: Respons Kapolres Kediri soal Penangkapan Anggota Terlibat Kasus Narkoba
Berdasarkan peta yang diolah menggunakan software Qgis mengacu pada data Kementerian LHK tentang kondisi kritis dan hasil overlay memakai teknik polygon, Tofan mengungkapkan, kondisi hutan di wilayah Kediri, Tulungagung, Madiun, dan Trenggalek berada dalam kondisi kritis.
Menurut Tofan, kawasan hutan kritis di Pegunungan Wilis mencapai 15.733 ha dan tersebar di 6 kabupaten, yakni Trenggalek, Tulungagung, Ponorogo, Madiun, Nganjuk, dan Kediri.
Di Kediri, lanjut Tofan, luasan lahan kritis saat ini mencapai 5.392 ha dan tersebar di empat kecamatan, yakni Semen, Tarokan, Grogol, dan Mojo.
Baca Juga: Lupa Matikan Kompor, Rumah Warga di Badas Kediri Terbakar
"Luas areal hutan rusak di Kecamatan Grogol bahkan mencapai 2.357 ha. Hal ini tentu menjadi permasalahan serius bagi pemerintah maupun masyarakat. Sebab, jika hujan, berpotensi longsor dan jika kemarau berpotensi kekeringan, sebab hutan tak lagi berfungsi sebagai zona tangkapan air," ujar Tofan, Senin (28/12/2020).
Masih menurut Tofan, kondisi kerusakan hutan ini dipicu oleh beragam faktor. Namun aksi pembalakan hutan dan alih fungsi lahan dari lahan hutan menjadi ladang perkebunan palawija adalah faktor paling dominan.
"Faktor ekonomi selalu menjadi dalih aksi alih fungsi hutan. Sebab ketika paham egosentris terus menguasai pola pikir manusia, maka masalah ekologi tak lagi menjadi konsiderans penting dalam pengambilan kebijakan," tutur Tofan.
Baca Juga: Pesantren Jatidiri Bangsa Kediri Telah Dibuka, Telan Biaya Pembangunan Rp2 Miliar Tanpa Proposal
Karena itu, Tofan menilai, paham ekologis yang mengajarkan bahwa kesadaran bertumpu pada alam harus ditularkan, sebab alam sudah memberikan tanda. Perkawis berkomitmen untuk bersama-sama menjaga ekologi demi keberlangsungan kehidupan di kawasan Tunggal Rogo Mandiri.
Tofan menjelaskan bahwa Pelestari Kawasan Wilis berkomitmen untuk melaksanakan aktivitas konservasi di Gunung Wilis untuk mengembalikan fungsi Wilis sebagai Benteng Ketahanan Ekologi, Benteng Ketahanan Bencana, dan Benteng Ketahanan Ekonomi.
Selama tahun 2019, masih lanjut Tofan, Pelestari Kawasan Wilis telah menanam sebanyak 10.000 pohon dan melakukan aksi konservasi di 3 kabupaten, yakni di wilayah Kecamatan Bendungan Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk, dan Kecamatan Kalipang Kabupaten Kediri.
Baca Juga: Usai Mediasi Antara Warga Satak Kediri dan LMDH Budi Daya, Hak Garap Lahan Perhutani Dibagi Rata
"Dan sesuai rencana, awal Januari 2021, Pelestari Kawasan Wilis akan menggelar aksi konservasi di wilayah Kediri," pungkas Tofan. (uji/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News