Dampak PPKM, Pengunjung Jatim Park Group Anjlok 70 Persen

Dampak PPKM, Pengunjung Jatim Park Group Anjlok 70 Persen Jawa Timur Park Grup. (foto: instagram.com/jawatimurpark)

KOTA BATU,BANGSAONLINE.com - Pemberlakuan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat () benar-benar memukul bisnis pariwisata di Kota Batu. Salah satunya Jawa Timur Park (JTP) Group. Sejak diberlakukan , setidaknya tingkat kunjungan wisatawan anjlok hingga 70 persen.

"Pengunjung sangat berkurang, Mas. Bisa jadi akibat . Sejak diberlakukan jilid pertama, tingkat kunjungan anjlok hingga 70 persen," ujar Bambang Priana, Operasional Manager JTP 1 saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Senin (25/1/2021).

Baca Juga: Masuk Batas Waktu dari Satpol PP, Sejumlah PKL Sultan Agung Kota Batu Enggan Bongkar Kios

Menurunnya jumlah wisatawan, kata Bambang, membuat perusahaan terpukul. Itu sebabnya, untuk bertahan pihaknya terpaksa tetap buka dengan jadwal Sabtu dan Minggu untuk memangkas cost.

"Sambil menunggu keadaan membaik, kami tetap buka Sabtu dan Minggu. Mudah-mudahan kondisi ini segera pulih," terangnya.

Terhitung 30 Januari 2021 mendatang, JTP 1 dan Museum Tubuh hanya buka Sabtu dan Minggu. Demikian juga dengan Predator Fun Park (PFP) per tanggal 25 Januari 2021 memutuskan hanya beroperasi Sabtu dan Minggu.

Baca Juga: Potensi Wisata dan Ekonomi Lokal Meningkat, Kota Batu Jadi Sorotan ASEAN

Hal senada diungkapkan Samuel, Operasional Manager Predator Fun Park. Dia mengatakan, dampak sangat terasa. Bahkan, tingkat kunjungan wisatawan ke PFP anjlok hingga 70 persen.

"Benar, Mas. Pengunjung ke Predator Fun Park turun 60 persen hingga 70 persen. Jelas ini merupakan dampak pemberlakuan ," ungkapnya.

Sementara itu, Manager Marketing dan Public Relation JTP Grup Titik S. Aryanto membenarkan jika berdampak pada jam buka operasional sejumlah objek wisata.

Baca Juga: Siap-siap! Dino Night Run Season 2 Segera Digelar JTP Group

"Saat ini sejumlah objek wisata yang sebelumnya buka tiap hari akhirnya hanya buka saat weekend saja. Hal itu dilakukan pengelola guna menekan biaya operasional yang cukup berat," ungkap Titik.

Pembatasan jam operasional itu membuat para karyawan hanya kerja 15 hari saja dalam sebulan, dan otomatis yang 15 hari berada di rumah. (asa/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Respons Keluhan Ojol Karena Terdampak Pandemi, ASC Foundation Bagikan Paket Sembako dan Uang Bensin':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO