AHY Tuding Kader dan Pejabat di Lingkaran Dekat Jokowi Mau Kudeta Partai Demokrat, Ini 5 Sosoknya

AHY Tuding Kader dan Pejabat di Lingkaran Dekat Jokowi Mau Kudeta Partai Demokrat, Ini 5 Sosoknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto: Antara

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Ketua Umum Partai (PD) () mengaku telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo () karena ada pejabat penting di lingkaran dekat mau atau ambil paksa kepemimpinan Partai .

"Tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," kata dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai , Jakarta, Senin (1/2).

Baca Juga: Di Rakor Pencegahan dan Penyelesaian Tidak Pidana Pertanahan 2024, AHY: Kita Tidak Tebang Pilih

Menurut , seperti dikutip CNN, aksi itu didalangi kader, eks kader Partai , hingga pejabat pemerintah. bahkan mengklaim aksi itu mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di lingkaran .

semula mengaku tak percaya. Ia juga mengaku tetap mengedepankan praduga tak bersalah.

Ia baru percaya setelah mendapat laporan dari lebih 8 saksi yang telah bertemu dengan pejabat penting di lingkaran . Para saksi tersbut mengaku mendengar langsung dari pejabat penting itu, termasuk rencana yang akan dilakukan.

Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024

bahkan menyebut ada lima sosok sekaligus latar belakangnya yang akan melakukan itu. Yaitu, satu kader aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu dan satu orang non kader partai atau seorang pejabat tinggi pemerintahan.

Apa langkah ? Ia mengaku akan tetap mempertahankan kedaulatan dan kehormatan partai. Ia tak rela kekuasaannya diambil alih secara inkonstitusional oleh siapa pun.

"Saya telah menerima surat pernyataan kesetiaan dan kebulatan tekad, dari seluruh pimpinan di tingkat daerah dan cabang di seluruh Indonesia, untuk tunduk dan patuh kepada Partai dan kepemimpinan hasil Kongres V Partai yang sah," kata dia.

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

Bukan hanya yang mengungkap rencana Partai . Politikus Partai , Rachland Nashidik, mengatakan pelaku gerakan yang ingin mengambil alih jabatan ketua umum partai menjanjikan imbalan uang Rp 100 juta untuk pimpinan di daerah.

"Para Ketua DPD dan Ketua DPC Partai dijanjikan sejumlah uang sebagai imbalannya (money politics)," kata Rachland, Senin, 1 Februari 2021.

Besaran uang tersebut adalah Rp 100 juta untuk setiap Ketua DPC , dengan Rp 25-30 juta dibayarkan di muka atau saat mereka menandatangani dukungan untuk merebut Partai lewat kongres luar biasa (KLB). Sedangkan sisanya dibayarkan setelah KLB selesai.

Baca Juga: Upaya Percepatan Proses Persetujuan KKPR, Menteri ATR/BPN Minta Dukungan AHY

Rachland mengaku tidak mengetahui dari mana dana yang besar itu diperoleh. "Kami juga tidak punya bayangan apakah ada bandar besar yang membiayai gerakan ini," katanya dikutip Tempo.com.

Pernyataan itu langsung mendapat respons dari mantan Kader Gede Pasek Suardika. Ia mendorong mengungkap orang-orang yang dimaksud agar tak menimbulkan prasangka terhadap orang tak bersalah.

“Yang perlu diperjelas siapa-siapa saja orang yang dimaksud kalau sudah dieskpos ke publik. Agar tidak menimbulkan aneka prasangka,” kata Pasek dikutip merdeka.com, Senin (1/2).

Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Topang Pembangunan Infrastruktur, Nusron Wahid Siapkan Panitia Pengadaan Tanah

Pasek tak mau turut campur urusan internal Partai . Karena dirinya kini tak lagi menjadi bagian dari partai berlambang bintang Mercy tersebut.

Namun, apabila tuduhan tersebut diarahkan kepada mantan Ketum , Anas Urbaningrum, Pasek merasa sangat tidak yakin.

“Saya tidak yakin,” kata sahabat Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai .

Baca Juga: Di Rakerda Partai Demokrat Jatim, Khofifah Minta Setiap TPS Wajib Ada Saksi untuk Amankan Suara

Sementara Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko membantah terlibat upaya mendongkel kepengurusan Partai . Meski demikian ia mengakui menerima kunjungan sejumlah orang.

"Secara bergelombang mereka dateng, ya kita terima. Konteksnya apa saya juga gak ngerti. Dari obrolan-obrolan itu biasanya saya awali dari pertanian, karena saya suka pertanian," kata Moeldoko saat memberi klarifikasi secara daring, Senin, 1 Februari 2021, dikutip Tempo.co.

Menurut dia, kunjungan orang itu hal biasa. Terlebih, ia menyebut statusnya sebagai jenderal TNI yang merupakan mantan Panglima TNI.

Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi

Moeldoko tak mau menyebut siapa yang datang padanya. Namun ia menyiratkan mereka yang datang terkait Partai . Ia menyebut dalam kunjungan itu mereka curhat terkait situasi yang mereka hadapi di partai. "Ya saya dengerin saja. Berikutnya ya, sudah dengerin saja. Saya sebenarnya prihatin dengan situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai ," kata Moeldoko sembari mengingatkan bahwa tak terkait dengan masalah ini.

"Dalam hal ini, saya mengingatkan, sekali lagi jangan dikit-dikit Istana. Dan jangan ganggu Pak dalam hal ini. Karena beliau dalam hal ini tak tahu menahu sama sekali. Gak tahu apa-apa dalam hal ini, dalam isu ini. Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini, bukan selaku KSP," kata Moeldoko. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO