PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Menderita sakit di tengah keluarga yang kondisi ekonominya pas-pasan sering kali membuat orang hanya bisa pasrah.
Barangkali itulah yang dirasakan oleh M Reza Al-Farendra Wicaksana. Balita yang masih berusia 2 tahun asal Dusun Cempaka RT/RW 10/05, Desa Pondok Kelor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo itu menderita kelainan jantung.
Baca Juga: Intensitas Hujan Tinggi, 3 Kecamatan di Probolinggo Dilanda Banjir, Jalan Pantura Macet 8 Km
M Reza yang merupakan anak pasangan suami istri dari Mohammad Paryono dan Surahwati ini tergolong keluarga kurang mampu. Melihat kondisinya, M. Reza hanya bisa terbaring lemah di rumahnya.
Kondisinya tiap hari kian lemah. Bahkan, efek dari kelainan jantung yang diderita Reza membuat napasnya ngos-ngosan serta tangan dan kakinya kian menghitam. Kedua orang tuanya saat ini hanya bisa pasrah dengan kondisi anaknya itu.
Namun, yang membuat mereka prihatin, penyakit kelainan jantung itu tidak hanya dialami oleh anak keduanya yang bernama M. Reza. Kakak Reza yang bernama M. Aulian Ghayda Fattana Al-Ghoniyuh juga mengalami hal yang sama, yakni penyakit kelainan jantung.
Baca Juga: Puluhan Tahun Tak Direhab, Madrasah Diniyah Bustanul Hasan Probolinggo Ambruk, Sempat Dikira Bom
Dari kondisi itu, kedua orang tua balita itu berharap ada dermawan yang membantunya untuk biaya pengobatan kedua anaknya tersebut.
Surahwati mengaku dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi kedua anaknya. Dia berharap ada orang baik yang bisa membantunya.
"Kita terima kondisi ini, karena ini sudah menjadi suratan takdir keluarga kami. Saya juga berharap ada orang baik yang dapat membantu," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca Juga: Cemburu, Pria di Probolinggo Tega Bakar Istri
Surahmi mengaku sudah beriktiar dengan mendaftarkan kedua anaknya untuk ikut jaminan kesehatan berupa BPJS. Namun karena besarnya biaya perawatan dan operasinya yang harus dilakukan pihak rumah sakit, kata Surahmi, pihak BPJS tidak bisa menangguhnya.
"Kita sudah punya BPJS. Karena, biaya yang harus dibayarkan cukup besar, pihak BPJS tidak bisa menanggung beban biaya pengobatan itu. Kami berharap kepada pemerintah daerah melalui K3S maupun Baznas agar bisa sedikit membantu kami," tukasnya. (ndi/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News