PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Tak banyak publik yang tahu bahwa Kabupaten Pasuruan mempunyai potensi buah siwalan dan minuman legen. Pada umumnya, buah siwalan memang terkenal berasal dari wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik.
Adapun legen Pasuruan ini rasanya tak kalah dengan legen dan siwalan di luar daerah.
Baca Juga: DPRD Kabupaten Pasuruan Mendadak Rombak AKD, Muchlis: Catatan Buruk Sepanjang Sejarah
"Legen Gunungsari ini lebih manis, lebih terasa dibanding dengan legen lainnya," jelas Kades Gunungsari, Muharom kepada BANGSAONLINE.com di Puncak Gunungsari, Beji, Pasuruan, Rabu (10/02).
Muharom menjelaskan bahwa legen dan siwalan di daerahnya itu mempunyai ciri khas yang berbeda. "Di sini itu buah legen ada sendiri, buah siwalan ada sendiri," kata Muharom.
Ia menjabarkan bahwa siwalan di daerahnya bisa menghasilkan legen, tetapi yang buah legen itu ada sendiri. Adapun jenis buahnya menurut dia sama, hanya saja kalau buah siwalan itu manggarnya berbunga dan yang legen tidak berbunga.
Baca Juga: DPRD Kabupaten Pasuruan Sahkan APBD Tahun Anggaran 2025 Rp3,9 Triliun
Muharom menuturkan bahwa buah legen di Pasuruan memang sedikit, namun peminatnya sangat banyak, termasuk dari luar daerah. Sehingga, begitu buah tersebut panen, langsung habis diserbu. Karena itu, buah dari petani legen dan siwalan itu tak sampai dijual di pasaran.
Muharom berharap ke depannya buah tersebut bias dibudidayakan. Di samping untuk penunjang APBDes, juga mengurangi penggguran. Ia berharap Pemerintah Kabupaten Pasuruan bisa mendukung gagasannya itu. "Setidaknya nama Pasuruan juga terangkat," pungkasnya.
Sementara Nik Sugiharti, Anggota Komisi II DPRD Pasuruan berharap pemerintah merespons pengembangan potensi buah itu. "Saya harap pemerintah bisa memperhatikan potensi yang ada di Desa Gunungsari itu," harap anggota Fraksi Golkar tersebut.
Baca Juga: Pilkada Telah Usai, Abah Heru: Mari Kita Gandengan Tangan Membangun Pasuruan Lebih Baik
Dia menyatakan jika dewan siap membantu pembudidayaan pohon siwalan dengan melakukan penanaman pohon-pohon siwalan di lahan kosong milik pemerintah. (afa/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News