KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kediri mendirikan Posko Kemanusiaan dan Kesehatan di lokasi banjir Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang. Posko tersebut untuk membantu warga yang tertimpa musibah banjir.
ACT Kediri tidak sendirian, tapi bersama relawan dari BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia), ARMI (Aliansi Relawan Muslim Indonesia) Kediri, IEA (Indonesian Escorting Ambulance), dan MRI (Masyarakat Relawan Indonesia).
Baca Juga: Forgress: Perkuat Gerakan Civil Society di Sidoarjo
Amaliah Nurlaili, Marketing Communication ACT Kediri menjelaskan bahwa bencana banjir Jombang kian hari makin parah.
"Berdasarkan info yang kami didapat, Kamis (11/2) pagi ini, ketinggian air bertambah ±30 cm dan masih terus bertambah hingga mencapai hampir 2 meter," kata Amaliah di Kediri, Kamis (11/2).
Menurut Amaliah, banjir kali ini adalah yang terparah selama kurang lebih 40 tahun terakhir. Banjir besar terjadi sekitar tahun 1985-an dan baru terjadi kembali pada tahun 2021 ini. Akibatnya, banjir menengelamkan 6 desa di Kecamatan Bandarkedungmulyo. Yang terparah yakni Desa Bandar Kedungmulyo, Desa Godangmanis, Desa Brangkal, Pucangsimo, dan Desa Banjarsari.
Baca Juga: Pererat Silaturrahim dan Kolaborasi, TDA Jatim 1 Gelar Family Fun Camp Bersama Keluarga
"Informasi yang kami peroleh, jumlah pengungsi mencapai 1.748 KK dengan total 5.480 jiwa yang terdiri dari bayi, anak-anak hingga dewasa," imbuh Amaliah.
Untuk itulah, lanjut Amaliah, Aksi Cepat Tanggap Kediri bersama relawan mendirikan 2 posko kesehatan yang berada di Desa Kedungbagus dan Desa Kedungasem untuk memberikan bantuan pelayanan kesehatan pasca banjir dan trauma healing kepada masyarakat.
Menurutnya, saat ini penyakit yang diderita korban banjir yakni kutu air, kembung, dan penyakit gerontik (asam urat, kolestrol, hipertensi). Beberapa masyarakat juga menderita gangguan psikis akibat trauma pasca banjir.
Baca Juga: Komunitas BG Skin Sediakan 500 Porsi Makan Gratis per Hari
"Selain itu, kami juga sudah mengirimkan logistik berupa biskuit, air mineral, dan susu juga diberikan sebagai gizi penunjang," pungkas Amaliah seraya mengatakan bahwa saat ini yang dibutuhkan warga adalah terpal, selimut, dan obat-obatan. (uji).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News