BangsaOnline - Perang pengaruh antara Tuhan dan Iblis telah terjadi setelah Iblis dikutuk dan diberi umur panjang hingga akhir zaman. Di hadapan Tuhan, Iblis bersumpah akan menjerumuskan semua anak keturunan Adam ke lembah neraka tanpa kenal kasihan. Sumpah emosional itu sekaligus sebagai tantangan kepada Tuhan yang punya sifat pemaaf dan pemurah. Iblis menantang Tuhan berebut pengaruh: mana yang paling kuat mempengaruhi anak Adam, apakah Tuhan yang mengajak kebaikan atau Iblis yang mengajak keburukan.
Mendengar sumpah sekaligus tantangan Iblis, Tuhan tidak meladeni, tapi mengisyaratkan bahwa hal itu bisa saja terjadi, tapi sama sekali tidak akan mengena pada hamba-hamba-Ku yang ikhlas.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
"illa ibadak minhum al-mukhlashin". Di sini, Tuhan benar-benar melindungi hamba-Nya yang dicintai.
Abu Sa'id al-Khudry meriwayatkan, bahwa Iblis menghadap Tuhan dan mengatakan: "Wahai Tuhanku, demi keluhuran dan keagungan-Mu, aku tidak akan pernah menyerah sedikitpun dalam upaya menjerumuskan anak Adam, selagi nyawa mereka masih melekat di tubuhnya.
Tuhan menjawab: Oh begitu. Demi keluhuran dan keagungan-Ku, Aku juga pastikan akan terus mengampuni mereka selagi mereka mau memohon ampunan kepada-Ku".
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Berdasar dua ayat studi ini, "Rabbi fa'andhirni.." (36), dan " Rabbi bi ma aghwaitani.." (39), sejatinya Iblis itu mukmin dalam artian percaya bahwa Allah adalah Tuhannya. Dia mengakui eksistensi Allah sebagai Tuhan dengan kata-kata "Rabbi" (Tuhanku) yang diulang dua kali. Hanya saja dia durhaka dan dikutuk di neraka.
Persoalannya kini, apakah dengan pengakuan bahwa Allah itu Rabbnya sudah dianggap cukup bahwa Iblis berhak masuk surga? Hal itu karena ada rumusan, bahwa setiap hamba yang di dalam hatinya ada keimanan meski sebesar biji mungil (mitsqal dzarrah), maka dia punya hak masuk surga.
Persoalannya lagi, tidak ada keterangan, apakah keimanan Iblis itu terus ada, terus dipegang teguh - meski tetap durhaka - hingga dia mati pada akhir zaman nanti? Persoalannya lagi, sekedar tak mau bersujud kepada Adam, Tuhan langsung mengutuk Iblis di neraka. Lagi pula, kutukan itu diputuskan sebelum Iblis beraksi melakukan kejahatan lebih jauh di dunia. Jika ditanyakan, "apakah keputusan Tuhan itu adil?" Atas dasar keimanan, Penulis menjawab :"adil".
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Persoalannya lagi, memang Tuhan mengutuk Iblis masuk neraka, tapi pada ayat studi ini tidak ada keterangan akan berlangsung selama-lamanya (khalidin fiha abada). Apakah itu berarti ada peluang bagi Iblis pada akhirnya bisa menikmati surga? Atas dasar geregetan, Penulis menjawab: "tidak".
Peroalannya lagi, sumpah Iblis bakal menjerumuskan semua anak Adam ke neraka, apa itu keputusan yang tepat? Secara itung-itungan, Penulis menjawab: " Ya". Sebab percuma saja, Tuhan sudah terlanjur mengutuk dan final, sehingga tidak ada peluang sedikitpun bagi Iblis untuk diberkahi surga. Jadi, sekalian saja durhaka habis-habisan hingga akhir zaman. Intinya, Iblis itu kini sedang stress, lalu membabi- buta, dan kalap banget dalam upaya menjerumuskan kita, maka waspadalah. Semoga Allah melindungi kita dari gangguan Iblis yang terkutuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News