KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pandemi Covid-19 yang saat ini masih berlangsung, ternyata juga berdampak kepada usaha UMKM di Kabupaten Kediri. Namun seorang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sehari-hari memproduksi bantal leher masih tetap eksis melakukan kegiatan produksi meskipun omzet yang diterima mengalami penurunan.
Salah satu penyebabnya adalah pandemi Covid-19 yang membuat daya beli masyarakat menurun. Meskipun omzet penjualan turun, namun usaha tersebut tetap ditekuni hingga sekarang.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Ia adalah Yulianto, warga Desa Toyoresmi Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Dengan dibantu oleh istrinya, usaha yang ia rintis sejak akhir tahun 2017 silam adalah membuat bantal leher yang sering digunakan saat melakukan perjalanan, terutama bagi para penumpang dan pengendara mobil.
Bahan yang digunakan untuk membuat bantal ini yaitu kain velboa yang kerap digunakan untuk membuat boneka serta dakron sebagai isi. Agar lebih menarik, bantal dihias dengan kain perca yang membentuk tulisan atau motif-motif lucu.
Usaha ini berawal saat Yuli mengetahui harga bantal leher di pasaran cukup mahal, namun dengan kualitas yang biasa. Kemudian ia belajar membuat sendiri dengan peralatan yang ada, dan ternyata hasilnya diminati banyak orang, terutama tetangga sekitar tempat tinggalnya. Dari sinilah ia kemudian mulai menekuni pembuatan secara home made.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
"Awalnya ingin membeli untuk bepergian dan di toko harganya mahal sekali. Akhirnya saya tertarik untuk menekuni bisnis ini, karena secara kasat mata pembuatannya sangat mudah dan prospek pasar yang cukup bagus,” terang Yulianto.
Sebelum adanya pandemi, setiap hari ia bisa memproduksi 25 hingga 35 buah bantal leher. Biasanya pesanan bantal leher datang dari instansi seperti perbankan ataupun asuransi untuk merchandise. Tak jarang pesanan juga datang dari yayasan untuk kegiatan tertentu.
Satu buah bantal leher dibanderol mulai harga Rp 18.000 sampai Rp 50.000, tergantung model dan bentuknya. Omzet yang didapat setiap bulan cukup tinggi, sekitar 4 sampai 5 juta rupiah. Pesanan dan omzet tertinggi biasa didapat saat momen tertentu, biasanya pada gelaran akhir tahun.
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
“Pada momen tertentu memang pesanan dan omzet bisa meningkat sampai 200 persen. Karena selain bisa langsung membeli boneka di rumah produksi, juga kami pasarkan melalui media online,” tuturnya.
Di masa pandemi ini pesanan dan omzet yang dihasilkan mengalami penurunan sekitar 25 persen. Walaupun begitu, ia mengaku jika produksi bantal leher masih berjalan. Untuk tetap bertahan, pemasaran gencar ia lakukan secara online.
Tak hanya di Kediri, pesanan bantal leher bahkan datang dari Jember dan Palembang. "Alhamdulillah produksi masih jalan, pesanan juga masih ada, yang namanya usaha ya tetap disyukuri saja,” tutupnya. (uji).
Baca Juga: Kejari Kabupaten Kediri, Kenalkan Program Sareng Jaga Desa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News