Potret Kemiskinan di Daerah Industri, Pasutri Cacat dan Lumpuh di Suci Manyar Luput Perhatian

Potret Kemiskinan di Daerah Industri, Pasutri Cacat dan Lumpuh di Suci Manyar Luput Perhatian Insanah tergolek di lantai karena kondisinya lumpuh. foto: ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Diakui atau tidak, di Kabupaten Gresik yang berjuluk kabupaten bertabur ribuan industri ini masih banyak potret kemiskinan. Misalnya, warga yang tinggal di lorong-lorong kecil perkampungan tapi luput dari perhatian pemda.

Salah satunya, potret warga miskin yang tinggal di Desa Suci Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Yakni pasangan suami istri (pasutri) Bakri dan Insanah, warga RT 02 RW 04 Desa Suci Kecamatan Manyar.

Baca Juga: Kasad Launching Pipanisasi TNI AD Manunggal Air di Pulau Bawean

Kedua pasutri ini fisiknya bungkuk, dan tinggal di kontrakan berukuran sempit dengan biaya Rp 600 ribu per bulan. Ironinya, si perempuan yang telah dikaruniai 2 anak ini badannya mati separuh (lumpuh) setelah melahirkan anak kedua. Sementara sang suami setiap hari bekerja berjualan kaos kaki keliling dengan kendaraan bermotor dengan penghasilan pas-pasan.

Agus, salah satu warga mengaku menemukan warga tersebut secara tak sengaja. Saat itu, dia sedang ngopi di warung kopi (warkop) di Desa Suci Kecamatan Manyar dan mendengar ada pasangan suami istri bungkuk, dengan kondisi istri lumpuh. Setiap harinya sang istri tersebut hanya bisa tergolek lemas tidur beralas kasur busa di lantai kos-kosan berukuran 3x3 m2.

"Ketika dengar itu saya langsung ke tempat kontrakan. Benar, Masya Allah, saya langsung menangis melihat kondisinya. Ternyata pasutri kondisi cacat dan bungkuk. Istrinya sakit, badannya mati separuh," ungkap Agus kepada BANGSAONLINE.com, Sabtu (20/2/2021).

Baca Juga: Warga Tak Kesulitan Air saat Kemarau, Pemdes Wadak Kidul Apresiasi Langkah Perumda Giri Tirta

Melihat kondisi korban yang memprihatinkan, Agus mengaku iba. Ia kemudian memberikan sejumlah uang untuk membantu kebutuhan hidup. "Saya spontan kasihkan uang yang kebetulan saya bawa. Kondisinya sangat memprihatinkan," bebernya.

"Saya tak sempat tanya, apakah pasutri tersebut dapat bantuan dari pemerintah setiap bulan atau tidak, baik berupa Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan lainnya," terangnya.

Bakri mengaku selama setahun tinggal di Desa Suci tak pernah mendapatkan bantuan baik berupa PKH maupun BNPT. "Tak pernah dapat PKH maupun BNPT," akuinya.

Baca Juga: Plt Bupati dan Ketua DPRD Gresik Hadiri Pesta Siaga Kwartir Cabang Pramuka

Hanya saja ia mengaku sempat didata RT untuk mendapatkan bantuan dampak Covid-19 dari dana desa (DD). "Kemarin waktu awal-awal pandemi covid, dapat bantuan 3 kali, Rp 600 ribu per bulan. Selain itu dari Kelurahan (Desa) Suci tak ada, sampai saat ini tak ada bantuan dari kelurahan (Desa)," ungkapnya.

Bersyukur tambah Bakri, dirinya mendapatkan bantuan sembako dari musala di RT 02 RW 04. "Alhamdulillah, setiap bulan dapat bantuan beras dan minyak dari musala. Bisa bantu menyambung hidup," terangnya.

Bakri membenarkan, bahwa dirinya bersama istrinya Insanah yang lumpuh adalah warga RT 02 RW 04 Desa Suci Kecamatan Manyar. Menurut Bakri, dirinya sehari-hari bekerja jualan ikat pinggang dan kaos kaki keliling, seperti di Alun-Alun Gresik. Namun, hasil jualan itu tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, yakni merawat istri dan bayar kontrakan. Sebab, untuk bayar kos dan listrik setiap bulan saja, membutuhkan uang Rp 600 ribu.

Baca Juga: Target PAD APBD 2024 Rawan Meleset, Pimpinan DPRD Gresik Siapkan Solusi untuk Tekan Defisit

Saking sulitnya biaya hidup, Bakri mengaku tak sanggup merawat 2 buah hatinya. Karena itu, satu anaknya yang sudah besar dititipkan keluarga. "Yang besar saya titipkan keluarga. Yang kecil saya rawat dengan biaya seadanya," katanya.

Sementara Kepala Desa Suci, Ahmad Rizal belum berhasil dikonfirnasi terkait warganya tersebut. Dihubungi BANGSAONLINE.com melalui telepon selulernya, ia tak menjawab. (hud/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO