Yenny Wahid: 72 Persen Muslim Indonesia Tolak Radikalisme

Yenny Wahid: 72 Persen Muslim Indonesia Tolak Radikalisme Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menjadi pembicara dalam webinar yang diadakan oleh Jaringan Alumni Belanda di Indonesia. foto: istimewa

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jaringan Alumni Belanda di Indonesia (NL Alumni Network Indonesia) menggelar program Series #3 Orange Talk dengan tema "Religious-Based Populism: A Challenge to Maintain Religious-Pluralism And Peace Security In Indonesia" atau Populisme Berbasis Agama: Tantangan untuk Menjaga ‘Pluralisme Beragama’, Perdamaian dan Keamanan di Indonesia.

Acara diawali dengan sambutan dari Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tuijl. Dalam sambutannya, Peter memberikan apresiasi terselenggaranya acara ini, mengingat persoalan toleransi dan pluralisme beragama di Indonesia merupakan salah satu isu penting dan strategis dalam mewujudkan Indonesia yang damai dan aman.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan keynote speech yang disampaikan oleh Yenny Zannuba Wahid, Direktur . Dalam materinya, ia memaparkan salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh , yang menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat muslim Indonesia, sejumlah 72%, menolak .

"Hasil penelitian , 72 persen muslim Indonesia menolak ," tutur Yenny Wahid, belum lama ini.

Adapun sisanya terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, 0,4% pernah melakukan tindakan radikal di masa lalu, kedua, 7,7% bersedia melakukan tindakan radikal di masa depan apabila ada kesempatan, dan ketiga tidak mempunyai sikap.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa Islam yang ramah dan toleran, serta kontra terhadap masih menjadi mayoritas. Begitu pun halnya yang pro terhadap sistem demokrasi dan Pancasila sebagai dasar negara masih menjadi mayoritas masyarakat Muslim di tanah air.

Dito Alif Pratama, alumni officer Nuffic Neso Indonesia, menyampaikan bahwa acara ini sebagai sarana untuk memfasilitasi kiprah alumni Belanda untuk berkontribusi positif dalam mengedukasi masyarakat. Program ini juga bagian dari upaya memperkuat kerja sama antar Indonesia - Belanda.

Acara berdurasi 2 jam ini dimoderatori oleh Meta Zahro Aurelia, salah seorang alumni Belanda yang kini tengah melanjutkan studi Ph.D-nya di Kampus VU Amsterdam.

Acara ini dilaksanakan pada hari Jumat, 26 Februari 2021 menghadirkan narasumber di antaranya Prof. Mohammad Abdun Nasir, Ph.D (Profesor dalam bidang Hukum Islam di Fakultas Syariah UIN Mataram, alumnus Universitas Leiden), Dr. Mirza Noor Milla (Associate Professor di Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia), Dr. Chris J. Chaplin (Peneliti di kajian Asia Tenggara), Dr. Jan-Willem van Prooijen (Associate Professor dalam bidang psikologi sosial dan organisasi dari VU Amsterdam). (mdr/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO