SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Program Duta Toleransi mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Sidoarjo, Djoko Supriyadi. Menurut dia, program Duta Toleransi sangat penting sebagai penghubung keberadaan beragam masyarakat yang ada di Sidoarjo.
Keragaman masyarakat di Sidoarjo diharapkan berdampak positif. “Duta Toleransi ini sangat membantu mencegah dampak negatif kemajemukan di Sidoarjo,” cetus Djoko Supriyadi saat menjadi keynote speaker di Pelatihan Duta Toleransi tingkat SMP yang digelar daring oleh Komunitas BrangWetan, Senin (8/3/2021).
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Djoko menjelaskan, Sidoarjo memiliki masyarakat yang plural, majemuk, dan cenderung menjadi kota metropolis karena keberagamannya. Sebagaimana simbol Sidoarjo, Urang (udang) dan Bandeng yang jika disingkat menjadi Urban.
Banyak pendatang yang memilih tinggal di Sidoarjo meski beraktivitas di Surabaya. Sehingga terjadi komunikasi intens antara penduduk asli Sidoarjo dengan warga pendatang. Dan penduduk Sidoarjo sekitar 2,3 juta, merupakan jumlah terbesar di antara kota/kabupaten di Jatim, setelah Kota Surabaya.
Dari jumlah itu, sekitar 30-40 persen merupakan generasi muda. “Ini sebuah potensi dan sekaligus harus kita cermati bersama akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, kalau tidak disikapi secara positif,” beber Djoko.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
Di Sidoarjo saat ini sudah ada Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), sebuah forum komunikasi lintas suku yang menghimpun sekitar 16-17 suku yang tinggal di Sidoarjo. Menurut Djoko, keberadaan FPK ini menjadi penting agar Sidoarjo menjadi milik bersama, yang perlu dibangun secara bersama-sama.
Kata Djoko, toleransi tidak hanya untuk yang berbeda agama, melainkan toleransi terhadap tata kehidupan yang lain. Bisa terkait seni budaya dan sosial ekonomi. Sehingga, kata Djoko, kehadiran Duta Toleransi menjadi sangat penting sebagai sebuah upaya baru di Sidoarjo, menggandeng semua pihak melakukan hal lebih baik.
Selain itu, Djoko menyebut, adanya Duta Toleransi ini semakin melengkapi duta-duta yang sudah ada, yakni Duta Wisata, Duta Anti Narkoba, dan Pemuda Pelopor. ”Duta Toleransi semakin melengkapi duta yang sudah ada,” tandas Djoko Supriyadi.
Baca Juga: Maling di Sidoarjo Gasak 2 HP dan Uang Tunai
Dalam acara Pelatihan Duta Toleransi ini, para peserta mendapatkan materi dari sejumlah narasumber. Narasumber itu yakni Hernik Ferisia, M.Ag. (UIN Sunan Ampel Surabaya), Badrus Zaman (pegiat medsos), dan Dr. Rubaidi (LPPM UIN Sunan Ampel Surabaya).
Manager Program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air”, M. Masrullah menjelaskan, program ini bertujuan meningkatkan budaya toleransi siswa di sekolahnya. Ia berharap melalui pelatihan ini ada perubahan perilaku siswa yang lebih toleran serta mengembangkan nilai toleransi dalam belajar-mengajar di sekolah.
Diketahui, Pemilihan Duta Toleransi bagian dari program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” yang diselenggarakan oleh Komunitas Seni Budaya BrangWetan. Program “Cinta Budaya Cinta Tanah Air” berlangsung selama setahun, sejak Juli 2020 hingga Juni 2021. Pemilihan Duta Toleransi digelar terbatas pada sepuluh sekolah di lima kecamatan di Sidoarjo, yang selama ini didampingi BrangWetan.
Baca Juga: Gus Muhdlor Sesalkan Kesaksian Pegawai DJP
Pelatihan Duta Toleransi yang digelar Senin (8/3/2021) ini, diikuti enam siswa dan guru pendamping dari masing-masing lima SMPN 1 di Kecamatan Sukodono, Taman, Waru, Gedangan dan Sedati. Sedangkan pelatihan pada Selasa (9/3/2021), diikuti siswa SMAN 1 Gedangan, SMA Jati Agung Taman, MA Darussalam Waru, MA Bahaudin Taman, dan MA Nurul Huda Sedati. (sta/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News