SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Khotib Jumat Ustadz Nur Fahim tampil memukau di Masjid Roudlatul Falah di Jalan Dharmahusada, Pacarkembang Tambaksari, Surabaya, Jumat (19/3/2021). Ustadz berpenampilan sederhana itu memberikan materi khutbah sangat menarik sehingga jamaah salat Jumat fokus mendengarkannya.
Ia bercerita tentang pengadilan manusia di Padang Mahsyar, di akhirat kelak. Pada saat itu, menurut Nur Fahim, jutaan manusia berkumpul di bawah terik matahari. “Jarak matahari dengan kepala manusia hanya sejengkal tangan. Panas sekali. Mereka juga tak pakai sandal. Mereka dalam keadaan telanjang tak pakai sehelai pakaian pun,” kata Nur Fahim dengan suara lantang saat khutbah yang masjid yang pembangunannya sedang proses penyelesaian itu.
Baca Juga: Hebat! Masjid ini Tiap Hari Sediakan Makan dan Penginapan Ber-AC Plus Kopi-Snack Gratis
Namun sidang pengadilan dosa-dosa manusia itu tak kunjung dimulai sehingga mereka makin tersiksa. Saat itulah mereka lalu mencari para nabi untuk minta syafaat (pertolongan).
“Mereka menemui Nabi Adam,” tutur Ustadz Nur Fahim. “Mereka mengatakan, wahai Nabi Adam bapak semua manusia. Tolonglah kami. Wahai Nabi Adam, menghadaplah kepada Allah, mintalah agar sidang pengadilan dosa-dosa manusia ini segera dimulai, karena kami sangat tersiksa,” pinta para manusia itu.
Apa jawab Nabi Adam? Nabi pertama itu mengaku tak berani menghadap Allah. “Saya malu karena pernah berbuat dosa satu kali. Yaitu makan buah khuldi yang dilarang oleh Allah,” kata Nabi Adam.
Baca Juga: Sarat Nilai Keimanan, Khofifah Ajak Teladani Sifat Zuhud Abu Wahb Bahlul bin An as Shairofi Al Kufi
Para manusia itu pun lalu mencari Nabi Nuh. Mereka menyampaikan keluhannya sekaligus minta syafaat. Jawaban Nabi Nuh ternyata sama gengan jawaban Nabi Adam.
“Saya malu kepada Allah karena saya pernah buat dosa. Anak saya satu-satunya tak patuh kepada saya,” kata Nabi Nuh seperti disampaikan Nur Fahim.
Menurut Nur Fahim, jika anak kita maksiat kepada Allah, maka orang tua berdosa karena gagal mendidik anaknya. “Suatu saat Nabi Muhammad melewati kuburan bersama para sahabat. Nabi lalu berhenti karena mendengar salah satu mayat di dalam kubur itu disiksa oleh Allah,” kata Nur Fahim.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Nama Bayi Laki-Laki Islami 3 Kata Keren, Punya Arti Mendalam, dan Penuh Doa
Menurut Nur Fahim, Nabi Muhammad lalu bercerita kepada para sahabatnya. “Seandainya kalian bisa mendengar orang disiksa seperti saya, pasti kalian sedih,” kata Nur Fahim.
Lalu Nabi Muhammad dan para sahabat melanjutkan perjalanan. Ketika perjalanan pulang Nabi dan para sahabat lewat kuburan itu lagi. Namun kali ini Nabi Muhammad tak mendengar mayat itu disiksa.
Kenapa? Saat itulah malaikat bercerita kepada Nabi Muhammad bahwa anak si mayat itu sekarang sedang berada di masjid. Karena itu bapaknya tak disiksa lagi.
Baca Juga: Pro-Kontra Tesis Kiai Imaduddin Soal Nasab Ba'Alawi
Nur Fahim lalu melanjutkan kisah tentang manusia-manusia yang tersiksa di Padang Mahsyar. Menurut dia, setelah para manusia itu gagak minta syafaat kepada Nabi Adam dan Nabi Nuh, mereka mencari Nabi Ibrahim. Tapi seperti dua nabi sebelumnya, Nabi Ibrahim juga mengaku malu menghadap Allah karena juga pernah berbuat dosa.
“Saya malu kepada Allah karena saya pernah berbohong satu kali,” kata Nabi Ibrahim. Nur Fahim lalu mengelabosari. “Kalau Nabi Ibrahim berbohong sekali saja sudah merasa malu kepada Allah sehingga tak berani menghadap. Bagaimana dengan para bupati wali kota yang membohongi rakyat dengan janji-janji kampanyenya yang tak ditepati,” kata Nur Fahim.
Begitu juga Nabi-nabi yang lain, termasuk Nabi Isa. Tak bisa memberi syafaat.
Baca Juga: Catatan Nasab Domain Private, Bukan Konsumsi Publik
“Hanya Nabi Muhammad kelak yang bisa memberi syafaat (pertolongan) di Padang Mahsyar,” kata Nur Fahim.
Hanya saja, kata Nur Fahim, manusia bisa dapat syafaat dari Nabi Muhammad jika memenuhi dua syarat. “Pertama salat lima waktu. Yang kedua membaca salawat kepada Nabi Muhammad SAW,” kata Ustadz Nurfahim menutup khutbahnya. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News