PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Anggota DPR RI H. Aminurokhman memberikan penjelasan terkait kebijakan larangan mudik lebaran yang diterapkan pemerintah. Menurutnya, larangan mudik itu diambil karena negara tidak mau ambil risiko dengan penyebaran Covid-19 yang saat ini mulai melandai.
Aminurokhman mengatakan, pemerintah tidak ingin kasus Covid-19 yang sudah rendah meningkat lagi. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang belum bisa menjaga disiplin protokol kesehatan.
Baca Juga: Penumpang Arus Balik Masih Padat, Petugas Satlantas Polres Kediri Kota Patroli ke Stasiun KA
Ia mencontohkan negara India yang masyarakatnya beranggapan aman dan bebas dari Covid-19, sehingga mereka percaya diri berkerumun dan berkumpul di keramaian tak mengindahkan protokol kesehatan. Ternyata, mereka pun akhirnya banyak yang terpapar corona.
"Dengan pengalaman itulah, akhirnya negara melarang masyarakat untuk mudik lebaran. Tujuan pemerintah ingin masyarakat Indonesia selamat dari Covid-19, tidak seperti di negara besar lainnya yang kini terjadi penyebaran Covid-19 gelombang dua. Coba liat Eropa, Afrika, India, gara-gara mereka abai protokol kesehatan, akhir terjadi lagi yang namanya Covid-19 gelombang dua," jelas Aminurokhman saat kegiatan sosialisasi kebangsaan di RM Kurnia, Gadingrejo, Kota Pasuruan, Sabtu (10/4) kemarin.
Karena itu, politikus NasDem ini berharap masyarakat tidak berpikir negatif kepada pemerintah. Ia menegaskan, kebijakan pemerintah melarang masyarakat mudik lebaran tak lain ingin agar Covid-19 segera hilang dari Indonesia.
Baca Juga: Arus Balik Lebaran 2024, Stasiun Malang Dipadati Pemudik
"Maka dari itu, pemerintah gencar melakukan vaksinasi demi keselamatan bersama. Pemerintah berusaha gak main-main, bayangkan coba anggaran vaksin sekali suntik itu 900 ribu rupiah, dikali dua jadi 1.800.000 rupiah, dikali jumlah warga indonesia 270 juta jiwa, berapa triliun itu," paparnya.
Ia mengungkapkan, upaya yang dilakukan pemerintah dalam menekan Covid-19 sudah mulai menunjukkan hasil. Bahwa masyarakat yang terpapar Covid-19 sudah menurun drastis hingga 60 persen.
"Sebelum vaksinasi, jumlah warga terpapar Covid-19 per hari mencapai 10 ribu sekian, kini per hari mencapai 4 ribu sekian," katanya. Maka dari itu, ia mengajak masyarakat untuk optimis dengan perjuangan pemerintah dalam mengatasi virus corona.
Baca Juga: Waspada Musim Pancaroba, ini Rekomendasi PB IDI agar Tetap Sehat saat Perjalanan Mudik
Amin juga menyampaikan, bahwa sementara ini vaksinasi sedang terkendala karena negara yang memproduksi vaksin juga kekurangan vaksin untuk warga mereka sendiri.
"Tapi pemerintah tetap berupaya mencari solusi, bagaimana sekiranya masyarakat Indonesia bisa merasakan vaksin. Anggaran besar tidak masalah bagi pemerintah, asal masyarakat bisa selamat dari virus corona," tutup Aminurokhman. (afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News