SURABAYA, BANGSAONNLINE.com - Isu reshuffle kabinet semakin menguat. Dari sejumlah menteri kabinet, Mendikbud Nadiem Makarim menjadi salah satu yang banyak diusulkan publik untuk diganti.
Alasannya, sejumlah kebijakan Mendikbud banyak menjadi kontroversi. Mulai rencana penghapusan Pancasila dan Bahasa Indonesia dari kurikulum wajib, hingga tak masuknya referensi KH. Hasyim Asy'ari dan Gus Dur dalam Kamus Sejarah Indonesia jilid 1 dan 2.
Baca Juga: Digawangi Perempuan Muda NU, Aliansi Melati Putih se-Jatim Solid Menangkan Khofifah-Emil
Lia Istifhama, praktisi pendidikan dan aktivis sosial mengusulkan agar Mendikbud dijabat oleh tokoh NU asal Jawa Timur. Secara gamblang, Lia menyebutkan beberapa nama. Di antaranya Ketua Pergunu Pusat Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., dan Ketua Yayasan TPS NU Khadijah Prof. Dr. KH. Ridlwan Nasir, M.A.
"Kiai Asep dan Prof Ridlwan Nasir layak menjadi Mendikbud. Saya kira Presiden Jokowi paham kapasitas keduanya. Atau bisa juga dari MUI Jatim, banyak Kiai NU yang sangat kompeten di dalamnya. Saya bicara Jawa Timur karena saya orang Jatim," tutur perempuan yang akrab disapa Ning Lia itu, Rabu (21/4/2021).
Lia menilai pentingnya pemilihan Mendikbud yang tepat. "Kalau bila dikaitkan Islam, ada istilah li kulli zaman wal makan, yang artinya kita harus beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tempat. Namun, bukan berarti jadi melupakan nilai mulia pendidikan," katanya.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
Aktivis milenial ini melanjutkan, pendidikan bukan dunia selebritas. "Jangan yang dipilih kelak adalah orang-orang yang populer di pemberitaan, hanya karena mereka pintar melihat situasi atau momentum. Tapi dilihat detail, ini pendidikan, mau tidak mau yang diutamakan indikator kecintaan pada pendidikan," urainya.
"Ada banyak indikator kecintaan pada pendidikan. Di antaranya, memiliki pendidikan tinggi dan bergelar guru besar atau profesor. Mengapa ini saya sampaikan, karena gelar guru besar itu prosesnya hanya bisa dilalui oleh mereka yang mau mengabdikan waktunya secara penuh untuk pendidikan. Tidak mungkin ujug-ujug (secara tiba-tiba) gelar itu diraih," ujar Tokoh Muda Inspiratif 2020 versi Forkom Jurnalis Nahdliyin ini.
Putri almarhum tokoh NU Jatim, KH. Masykur Hasyim yang pernah melekat dengan sebutan singa podium itu, menyebutkan pentingnya tokoh NU yang dipilih sebagai Mendikbud.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
"Kalau ingin sejarah kemerdekaan Indonesia tidak hilang ditelan masa, maka bangkitkan spirit resolusi jihad. Karena itu, pentingnya Mendikbud dari NU. Sebab, sejarah kemerdekaan tak lepas dari peran mujahid NU," pungkas doktor Ekonomi Syariah UINSA Surabaya tersebut. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News