Penelitian Arkeologi Situs Candi Adan-Adan Tahap ke-5 Temukan Sudut Candi dan Dua Gentong

Penelitian Arkeologi Situs Candi Adan-Adan Tahap ke-5 Temukan Sudut Candi dan Dua Gentong Tim Peneliti saat bekerja di area Candi Adan-Adan. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Tim Peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslitarkenas), sebuah lembaga yang berada di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI, melakukan penelitian arkeologi di Situs yang berada di Dusun Genuk dan Dusun Candi, Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten . Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 3 Juni 2021 hingga tangga 16 Juni 2021.

Penelitian tahun 2021 ini merupakan tahap ke-5 dari awal dilakukannya sejak tahun 2016, 2017, 2018, dan 2019. sendiri adalah salah satu cagar budaya peninggalan Masa Kadiri.

Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates

Sebuah masa di mana jejak-jejak peninggalan arsitektural masih jarang ditemui dan meninggalkan sejumlah misteri. Hal inilah yang mendorong para peneliti dan arkeolog untuk menelisik dan mendalaminya lebih jauh.

Pada penggalian tahap kelima ini, tim menemukan dua buah gentong atau genuk yang terbuat dari batu andesit dan sudut candi di sisi barat daya.

Dra. Sukawati Susetya, M.Hum., Ketua Tim Peneliti, mengungkapkan bahwa Tim Peneliti Puslitarkenas sempat “bekerja secara senyap” pada tahun 2020 karena kondisi Pandemi Covid-19. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan.

Baca Juga: Hanindhito Himawan Pramana Pulangkan 14 Arca ke Kabupaten Kediri

"Namun demikian, hasil penelitian tetap disampaikan kepada masyarakat melalui kegiatan “FGD dan Sosialisasi Hasil Penelitian Arkeologi Candi Adan-adan” yang dilaksanakan di Pendopo Panjalu Jayati," kata Sukawati saat mempresentasikan hasil penelitiannya, Senin (14/6/2021).

Menurut Sukawati, Situs Adan-Adan sudah tercatat dalam laporan Belanda yang memberitakan adanya gundukan candi berbentuk bata, dan beberapa komponen bangunan candi dari batu andesit berupa mākara, kepala kala, arca dwarapala, dan lain-lain.

Baca Juga: Buka Rakerda Kejati Jatim 2024 di Kediri, Kajati: Pentingnya Penegakan Hukum Humanis dan Profesional

Peneliti Belanda J. Knebel, lanjut Sukawati, memberitakan bahwa pada tahun 1908 di halaman kantor Kabupaten terdapat beberapa artefak yang berasal dari berbagai tempat di . Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat arca Dwarapala yang berasal dari Candi Gempur (). (Knebel. J 1908, 292- 293).

"Dari penelitian yang sudah dilakukan selama 4 tahap (2016, 2017, 2018, dan 2019) dapat dirangkum hasilnya, bahwa merupakan bangunan candi yang terbuat dari dua bahan yaitu batu dan bata," terangnya.

Dijelaskan oleh Sukawati, struktur candi bagian luar menggunakan batu, sedangkan batu isiannya menggunakan bata. Teknologi pembangunan seperti ini juga ditemukan pada Candi Surowono dan Candi Tegowangi, kedua candi dari periode Majapahit itu juga berada di .

Baca Juga: Gandeng Peradi, Fakultas Hukum Uniska  Adakan Ujian Profesi Advokat

"Komponen bangunan candi seperti kala, makara, stupa dan arca-arca dibuat menggunakan batu andesit. Sepasang makara yang masih in situ dapat dilihat keberadaannya di Situs karena berada di permukaan tanah setinggi 30 cm adalah makara yang berada di depan candi induk Adan-Adan," bebernya.

"Sedangkan dua makara yang lebih kecil dari sepasang makara tersebut diduga merupakan makara Candi Perwara. Di sebelah sepasang makara tersebut terdapat arca dwarapala berdiri setinggi 2 meter," tambah Sukawati.

Baca Juga: Uniska dan ID Consulting Jepang Teken MoU Strategis untuk Penyerapan Tenaga Kerja

Temuan-temuan yang masih insitu (makara, dwarapala, dan bangunan candi) mempunyai orientasi yang sama, yaitu ke barat laut oleh. Karena itu, kata Sukawati, dapat diasumsikan bahwa menghadap ke barat laut.

"Luas sendiri diperkirakan 28 x 28 = 784 meter², hal ini didasarkan pada ¼ bagian bangunan sektor barat daya yang sudah diekskavasi," imbuhnya.

Ditambahkan Sukawati, dari pertanggalan, situs diduga dibangun sejak abad ke-10 dan ditinggalkan pada abad ke-15. "Hasil pertanggalan absolut tersebut berdasarkan uji carbon dating yang dilakukan oleh Jasa Pelayanan Isotop dan Radiasi, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Atom Nasional," ujarnya.

Baca Juga: Peringatan Hari Disabilitas Internasional, Mbak Chicha Berkomitmen Setarakan Hak Penyandang

"Bisa jadi sampel arang yang diambil mewakili 6 budaya jauh sebelum dibangun," tambahnya.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, denah bangunan belum dapat diungkap secara lengkap. Demikian juga pagar keliling candi.

"Hal inilah yang menyebabkan situs perlu untuk terus dilakukan penelitian," pungkas Sukawati seraya mengatakan bahwa adalah Candi Budha sama dengan Candi Borobudur, yaitu aliran Budha Mahayana. (uji/rev)

Baca Juga: Sambut Hari Ibu, Ketua TP-PKK Kabupaten Kediri Usung Subtema Perempuan Berbudaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'BI Kediri Gelar Bazar Pangan Murah Ramadhan 2024':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO