GRESIK, BANGSAONLINE.com - Sedikitnya sekitar 12 warga dari 80 warga dalam satu RT di Dusun Sawahan, Desa Gedangkulut, Kecamatan Cerme, terkonfirmasi positif setelah kedatangan tamu dari Kabupaten Bangkalan. Hal ini menjadi salah satu perhatian khusus dalam rapat koordinasi Forkopimda dipimpin Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani (Gus Yani), di Ruang Mandala Bhakti Praja lantai IV Kantor Bupati Gresik, Rabu (16/62021).
Di desa tersebut, satu RT lalu akhirnya di-lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19 semakin meluas. Sebelumnya, aktivitas layanan kesehatan di Puskesmas Cerme juga ditutup sementara, lantaran ada dua tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19 usai kedatangan tamu dari Kabupaten Bangkalan.
Baca Juga: Hadiri Haul Bungah, Plt Bupati Gresik Ingatkan Agar Tak Ada Perebutan Kekuasaan
Rapat juga dihadiri Kapolres Gresik, AKBP Arief Fitrianto; Dandim 0817 Gresik, Letkol Inf Taufik Ismail, Kajari Gresik, Heru Winoto; dan Ketua DPRD Gresik, Much Abdul Qodir; serta Kepala Kemenag Gresik Markus.
Juga hadir Kadinkes Gresik drg. Saifudin Ghozali, Pj. Sekda Abimanyu Pontco Atmojo, Asisten III Setda Tursilowanto Hariogi, Kasatpol PP Kabupaten Gresik Abu Hasan, serta Forkopimcam jajaran.
Pada rapat kordinasi tersebut bupati meminta agar peran kepala desa (kades), RW, hingga RT diintensifkan untuk memantau mobilisasi warga. Sehingga kalau ada yang terpapar Covid-19 mudah terdeteksi dan ditangani dengan cepat.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Rakor juga menyepakati pengetatan mobilitas untuk melindungi masyarakat Kota Santri dari penambahan kasus Covid-19. Bupati menunjuk kerawanan di akses perbatasan Gresik dengan daerah tetangga, termasuk akses di pesisir (jalur laut) Gresik yang berdekatan dengan Kabupaten Bangkalan lewat jalur laut.
Dikatakan Bupati, posisi Gresik yang berada di antara Kabupaten Lamongan, Surabaya, dan Bangkalan, berpotensi mengalami kenaikan kasus Covid-19 jika lengah.
"Untuk itu, kita harus punya langkah, strategi. Para kepala desa di Pulau Mengare Kecamatan Bungah harus berkoordinasi, perbatasan kita lihat. Dan antisipasi warga dari Bangkalan yang berangkat naik perahu. Kemudian di wilayah pesisir di Kelurahan Lumpur, Kroman atau daerah pesisir lain yang punya potensi mobilitas tinggi warga dari Bangkalan ke Gresik juga harus diawasi, " pintanya.
Baca Juga: Di Ponpes Tanbihul Ghofilin, Plt Bupati Gresik Sosialisasikan Cegah Kekerasan Perempuan dan Anak
Karena itu, bupati meminta camat dan kepala desa lebih proaktif melihat kondisi masyarakat. "Saat ini sudah ada warga di satu desa di Kecamatan Cerme yang masuk klaster Bangkalan karena habis kedatangan tamu hajatan," ungkapnya.
"Kades harus memberikan satu edukasi tren covid naik, mobilitas juga harus dikurangi. Satukan langkah, peran aktif tiga pilar di kecamatan masing-masing terus berjalan, tidak boleh terlena apa yang disampaikan," sambungnya.
Bupati juga meminta perangkat desa menjadi pelopor pendamping penegakan protokol kesehatan (prokes). Melaksanakan 5 M, menggunakan masker, mencuci tangan menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan dan melayani masyarakat.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Pada kesempatan ini Bupati menyatakan akan mengevaluasi tempat wisata yang ada di Gresik, untuk mengantisipasi kenaikan Covid-19.
"Pemahaman harus benar-benar satu suara. Mengingat di daerah tren positif Covid-19 cukup tinggi. PPKM Mikro harus terus ditingkatkan kembali. Kalau ada wilayahnya ada salah satu positif Covid-19 harus di-lockdown atau isolasi mandiri," pintanya.
Terkait pemulangan pekerja migran Indonesia (PMI), Gus Yani meminta agar manifes kedatangan diperhatikan. Ia khawatir ada PMI yang tidak terpantau kepulangannya.
Baca Juga: Plt Bupati Gresik Teken Serah Terima Pengelolaan Sementara Stadion Gelora Joko Samudro
"Sementara terkait pembelajaran tatap muka (PTM), sekolah-sekolah harus selalu dipantau terkait penerapan prokes. Apabila ada sekolah yang tidak menerapkan prokes agar sekolah tersebut ditutup sementara waktu," pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik drg. Saifudin Ghozali menyatakan Kabupaten Gresik saat ini masih berstatus zona oranye. Diapit Kabupaten Lamongan, Surabaya, dan Sidoarjo yang juga masuk dalam zona oranye. Sementara Bangkalan masuk zona merah.
"Ada jalur perlintasan menggunakan perahu dari Bangkalan ke Desa Mengare, Bungah, Gresik. Kemudian Desa Kroman juga menjadi perhatian," jelas Ghozali.
Baca Juga: Bu Min Ajak Media Sinergi untuk Kemajuan Gresik
Saat ini, kata Ghozali, dinkes mencatat kecamatan yang berada di perbatasan juga menjadi perhatian. Jika biasanya hanya di perbatasan Surabaya, kini juga menyasar perbatasan Lamongan untuk mengantisipasi klaster baru.
"Termasuk arus warga dari daerah seperti Jawa Tengah juga terus diawasi. Sebab di Gresik juga ada klaster Kudus. Untuk wilayah perbatasan di Kecamatan Panceng, Kebomas, Bungah, Dukun dan Diyorejo juga kami waspadai," bebernya.
Ghozali lantas membeberkan update terkait angka Covid-19 di Gresik. Saat ini adalah 2,39 persen dari sebelumnya 2,34 persen. "Di BOR ICU kita sudah mencapai 41,67 persen, angka tersebut didapat dari aplikasi situs online yang ada di rumah sakit," jelasnya.
Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Minta TAPD Tak Sodorkan Draft KUA PPAS yang Belum Rampung
Dia menambahkan, bahwa peningkatan kasus Covid-19 di Gresik ditengarai akibat kejenuhan masyarakat mematuhi protokol kesehatan.
Sementara untuk pendistribusian vaksin, ia mengatakan cukup baik. Gresik saat ini menduduki ranking 5 dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Di mana sebelumnya Gresik berada di urutan ke-16.
"Kegiatan vaksinasi di wilayah terbanyak dilakukan Kecamatan Duduksampeyan, disusul Kedamean, Bungah, Kebomas, dan Kecamatan Benjeng. Sedangkan Terendah Kecamatan Cerme dan Wringinanom," pungkasnya.
Baca Juga: DCKPKP Gresik Rampungkan Sejumlah Program Nawa Karsa Tahun 2024
Sementara AKBP Arief Fitrianto mengajak bersama-sama satu suara dalam penanganan pandemi Covid-19. "Covid-19 saat ini ada varian baru, dan di beberapa wilayah sudah terkena varian tersebut," katanya.
Alumni Akpol 2001 ini menekankan untuk menggalakan kembali sosialisasi prokes di wilayah masing-masing, serta meningkatkan operasi yustisi, mengingat kegiatan itu saat ini mengalami penurunan dari segi kuantitas maupun kualitas.
"Para kapolsek dan danramil akan kita kejar terkait vaksinasi terhadap masyarakat. Berikan penjelasan kepada masyarakat bahwa vaksin Covid-19 aman. Stadion Gejos diharapkan digunakan lagi untuk tempat isolasi mandiri. Sedangkan untuk menampung kedatangan PMI agar dipikirkan kembali," tuturnya.
Sedangkan Dandim 0817 menyoroti angka Covid-19 di Gresik yang masih cukup tinggi. Padahal saat ini sedang dilaksanakan PPKM mikro yang ke-10. "PPKM mikro sudah dilaksanakan, namun belum maksimal. Dalam kegiatan tersebut ada beberapa kegiatan yaitu pencegahan, penanganan, pembinaan, dan pendukung," terangnya.
Dandim menyadari kesadaran masyarakat untuk prokes saat ini menurun. Ia menduga hal ini akibat masyarakat yang sudah divaksin merasa aman dari Covid-19. "Babinsa dan bhabinkamtibmas agar di lapangan memberikan himbauan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya. (hud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News